Hikmah

Ketenangan, Kunci Sukses Menghadapi Corona

Ketenangan, Kunci Sukses Menghadapi Corona
KH. Abdullah Gymnastiar 

Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Jika hati kita gelisah, maka hidup terasa susah. Kegelisahan hati bisa disebabkan banyak hal. Namun, penyebab yang paling utama adalah terlalu lamanya delay kita untuk tersambung kepada Allah Ta’ala, terlalu panjangnya waktu kita untuk terkoneksi kepada Allah. Padahal dari sekian banyak ujian hidup yang Allah berikan kepada kita itu bukanlah untuk kita selesaikan sendiri. Karena kita pasti tak akan mampu.

Inti dari setiap ujian yang ada di dunia ini, apapun itu bentuknya termasuk pandemi Corona yang saat ini melanda seluruh dunia, intinya adalah supaya kita kembali mendekatkan diri kepada Allah. Karena Laa haulaa walaa quwwata illaa billah, tiada daya dan tiada upaya kecuali karena pertolongan dari Allah Swt.

Allah yang menuntun kita sehingga mampu menghadapi masalah.

Saat ujian datang menimpa kita, kemudian kita segera bersimpuh di hadapan Allah secara khusyu, berdoa dan memohon pertolongan-Nya. Maka, Allah akan tanamkan rasa tenang di dalam hati kita. Jika hati kita tenang, maka otak akan berpikir dengan jernih sehingga ide-ide cemerlang bermunculan atas izin Allah untuk mampu menghadapi ujian itu.

Ingatlah, ujian datang dan terjadi mutlak ada dalam kekuasaan Allah, karena tak ada satupun makhluk dan tak ada satupun peristiwa di alam semesta ini kecuali ada dalam kekuasaan-Nya. Bahkan datangnya ujian itu kepada kita pun atas izin Allah, sehingga yang Maha Memiliki jalan keluar pun adalah Allah. Maka, tiada yang patut kita jadikan sandaran dan tempat meminta pertolongan kecuali Allah.

Allah Maha Kuasa untuk mudahkan jalan pertemuan dengan pemodal manakala kita sangat butuh bantuan permodalan untuk usaha yang sedang kita jalankan. Allah mudahkan jalan pertemuan kita dengan orang yang mengerti teknologi manakala kita sedang menghadapi persoalan yang terkait dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Allah kuasa menggerakkan hati tetangga untuk berempati kepada kita, berkunjung dan membantu kesulitan yang sedang kita hadapi.

Apapun ujian hidup ini, Allah Maha Memberikan pertolongan kepada hamba yang istiqamah mendekatkan diri kepada-Nya.

Mengapa banyak orang yang stress saat menghadapi ujian hidup? Itu karena dia terlalu banyak berpikir namun sangat kurang berdzikir. Terus-menerus ia memikirkan persoalan yang sedang dihadapinya. Bahkan, kegelisahan yang ia rasakan ia lampiaskan denga cara-cara yang tidak Allah ridhai. Akibatnya, persoalan bukan selesai malah bertambah. Mungkin saja dia bisa menyelesaikan persoalannya, tapi satu yang tidak dia dapatkan, yaitu keberkahan. Karena dia tidak bergantung kepada Allah Ta’ala.

Demikian juga saat kita menghadapi virus Corona. Siapa yang menciptakan virus Corona? Mungkin jalan kemunculannya bisa apa dan siapa saja. Tapi, hakikatnya setiap makhluk adalah ciptaan Allah Ta’ala. Siapa orang yang akan terkena virus tersebut? Tiada lain adalah orang yang Allah takdirkan untuk terkena. Sebelum ada virus ini, orang yang meninggal pun banyak akibat berbagai hal, semua adalah ketetapan Allah.

Banyak orang yang meninggal karena terinfeksi Corona? Mereka itu adalah orang-orang yang memang sudah Allah tetapkan untuk meninggal pada waktu dan tempat yang sudah Allah tetapkan. Banyak juga orang yang sembuh dari virus ini meski belum ada obat dan vaksinya, tiada lain adalah karena Allah Asy Syaafi, Dzat Yang Maha Menyembuhkan.

Sebagai manusia, yang bisa kita lakukan adalah berupaya menemukan jalan keluar. Langkah paling utama adalah berserah diri kepada Allah, tetap mendekatkan diri kepada-Nya agar Allah membimbing dan memudahkan langkah kita keluar dari pandemi ini.

Selanjutnya, kita tempuh setiap jalan yang menurut para ahli kesehatan dapat menangkal virus itu masuk di tubuh kita. Seperti meningkatkan imun tubuh dengan cara berolahraga dan mengkonsumsi makanan dan minuman yang sehat. Jika kita tafakuri, adanya virus Corona ini mengingatkan kita untuk hidup sehat dan bersih yang boleh jadi selama ini kita sempat mengabaikannya.

Dan, tak hanya dalam urusan fisik seperti olahraga dan makanan saja yang kita upayakan untuk sehat, melainkan juga kualitas hati kita jaga agar tetap bersih dari berbagai penyakit hati. Sehingga kita terhindar dari stres dan gelisah yang mana hal itu ternyata berkontribusi juga terhadap penurunan imun tubuh. Jalan menjaga kebersihan hati adalah dengan berdoa dan berdzikir kepada Allah.

Tubuh kita ini Allah yang menciptakan, kita ini sepenuhnya milik Allah. Tubuh kita ini tidak akan rusak dan tidak akan mati kecuali atas izin Pemiliknya. Dan, tubuh ini akan tetap sehat, terjaga dari virus juga atas izin Pemiliknya, yaitu Allah Swt.

Oleh karena itu, mendengar virus Corona, yang diingat itu bukan virusnya, atau berita kematiannya, atau kengeriannya. Yang harus diingat adalah Dzat Yang Maha Memiliki dan Maha Kuasa atas segala sesuatu, yaitu Allah Swt. Maka, tenanglah hati kita.

Kita sibuk menerapkan 3 M, mencuci tangan, menjaga jarak dan memakai masker, namun tetap saja angka kasus positif virus ini bertambah. Tentu bukan penerapan 3 M itu tidak penting, justru sangat penting karena tugas kita selaku manusia adalah berupaya. Akan tetapi, hal ini membuktikan bahwa seseorang tertular, sembuh, atau meninggal dunia akibat virus itu, semua terjadi atas izin Allah Ta’ala.

Itulah mengapa kita tak jarang menyaksikan ada orang yang sudah sedemikian ketat menerapkan protokol kesehatan, namun tetap terpapar. Tapi, tak sedikit juga orang yang setiap hari beraktfitas di luar karena tuntutan pekerjaan, namun tidak terpapar. Semua kejadian ini harus kita kembalikan kepada Allah.

Saudaraku, tanpa virus Corona pun manusia akan merasakan sakit, kemudian sembuh. Sakit lagi dan sembuh lagi. Demikianlah siklus kehidupan. Tanpa virus inipun manusia ada yang sehat, lalu sakit, lalu meninggal dunia. Bahkan ada yang meninggal dunia tiba-tiba. Tak ada yang bisa menghindari kematian jika memang sudah tiba waktunya. Yang perlu kita pikirkan adalah, apakah kita akan mati dalam keadaan husnul khatimah atau su’ul khatimah. Itu yang penting.

Allah menciptakan ujian, bukan untuk kita hadapi sendirian. Melainkan supaya kita melibatkan Allah dalam menghadapinya. Supaya kita dekat dengan Allah dan memohon pertolongan-Nya. Supaya kita semakin banyak sujud, semakin rajin tahajud. Semakin kuat bersabar, dan semakin pandai bersyukur. Keadaan yang baik-baik saja justru lebih mudah membuat manusia lupa kepada Allah. Maka, ujian hidup tiada lain adalah fasilitas mewah dari Allah agar kita bisa lebih dekat dengan-Nya.

Saat kita bepergian dengan pesawat terbang. Langit cerah, udara normal, angin bertiup tenang. Maka, kita di dalam pesawat akan duduk dengan nyaman, tidur, menikmati fasilitas makanan dan minuman, atau menonton film. Namun, jika Allah takdirkan cuaca buruk sekejap saja sehingga pesawat sedikit terguncang, maka kita seketika panik dan seluruh penumpang di dalam beristigfar, bertakbir menyebut nama Allah. Inilah gambaran betapa cobaan hidup merupakan cara Allah membuat kita lebih dekat kepada-Nya.

Allah suka saat kita menyebut nama-Nya. Allah suka saat kita bersujud kepada-Nya. Allah suka saat kita memohon pertolongan kepada-Nya. Dan, inilah yang membuat hidup kita menjadi bernilai. []

 

Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=JNDMln8MLC8

Tags: -

0 Komentar :

Belum ada komentar.