RUANGTENGAH.co.id, Kairo - Palestina dan Israel menyepakati genjatan senjata yang berlaku mulai Jumat (20/5) pukul 02.00 dini hari waktu setempat. Kesepakatan berhasil dicapai setelah dimediasi Mesir.
Kantor Kepresidenan Benjamin Netanyahu dilaporkan menerima proposal Mesir untuk mengakhiri perang dengan suara bulat. Hamas selaku pihak yang menguasai Jalur Gaza menerima kesepakatan tersebut setelah 11 hari peperangan yang mematikan. Dilaporkan 232 warga Gaza tewas, termasuk 65 anak-anak dan melukai 1.900 lainnya. Hamas melaporkan jumlah pengungsi akibat pertempuran ini mencapai 120.000 orang. Sementara di pihak Israel dilaporkan 12 orang tewas termasuk dua anak-anak dan satu tentara. Dua korban tewas merupakan warga negara Thailand dan India. Sumber diplomatik mengatakan kepada AFP di Kairo bahwa Mesir akan mengirim dua delegasinya ke Tel Aviv dan Palestina untuk memantau pelaksanaan genjatan senjata di kedua belah pihak. Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyambut baik genjatan senjata ini. "Israel dan Palestina sekarang memiliki tanggung jawab untuk melakukan dialog serius untuk menjaga stabilitas secara permanen," ungkapnya. Kesepakatan genjatan senjata disambut gembira oleh warga Palestina baik yang berada di Jalur Gaza maupun di Tepi Barat. Mereka menyebut kesepakatan ini sebagai kemenangan Palestina. Kesepakatan genjatan senjata ini juga tak lepas dari dorongan komunitas internasional mengingat banyaknya korban jiwa dari warga sipil. Terakhir, seorang warga Palestina penyandang disabilitas bernama Eyad Saleha, 33 tahun, tewas bersama anaknya yang baru berusia tiga tahun dan istrinya yang tengah hamil setelah misil Israel menghantam rumah mereka. (RUTE/AA)
0 Komentar :
Belum ada komentar.