Internasional>Eropa

Kartun Nabi Muncul di Sekolah Inggris, Aksi Protes Berlanjut

Kartun Nabi Muncul di Sekolah Inggris, Aksi Protes Berlanjut

RUANGTENGAH.co.id, London - Para pengunjuk rasa berkumpul di depan Batley Grammar School, Inggris, pada hari kedua, Jumat (26/3). Mereka memprotes tindakan seorang guru yang mempresentasikan kartun Nabi Muhammad di hadapan murid-muridnya. Aksi guru ini membuat marah umat Muslim di West Yorkshire.

Para pengunjuk rasa menyatakan bahwa gambar-gambar yang diambil dari majalah satir Prancis yang kontroversial Charlie Hebdo itu sebagai tindakan yang tak bisa diterima. Mereka mengatakan bahwa aksi protes itu bertujuan menunjukkan kepada negara bahwa Islamofobia tidak akan ditoleransi.

Seperti dilansir BBC dan The Guardian, Jumat (26/3), seorang guru telah membuka kartun Nabi kepada murid-muridnya dalam salah satu pelajaran pada Senin (22/3).

Salah satu pemilik toko telepon yang diwawancarai oleh Independent mengatakan tindakan guru itu bukan tidak disengaja. Dia adalah seorang guru agama. Dia tahu apa yang salah dan benar. Dia seharusnya tidak mengajar lagi, katanya.

Guru itu sendiri telah diskors dan telah menyatakan penyesalan atas tindakannya. Sementara pihak sekolah telah menyampaikan permintaan maaf atas kejadian ini.

Garry Kibble, kepala sekolah Batley, mengatakan, “Kami segera menghentikan pengajaran guru ini, dan kami sedang meninjau bagaimana kami melangkah maju dengan dukungan dari semua komunitas yang diwakili di sekolah kami."

Petisi Dukungan 

Sementara aksi protes berlangsung, seorang siswa menginisiasi sebuah petisi yang mendukung pengangkatan kembali guru tersebut. Petisi ini telah mendapat lebih dari 600 dukungan. 

"Guru studi agama itu mencoba mendidik siswa tentang rasisme dan penistaan ​​agama," demikian isi petisi itu.

"Dia justru memperingatkan para siswa sebelum menunjukkan gambar-gambar itu kepada mereka dan dia bermaksud untuk mendidik mereka,” sambungnya. 

Menurut penulis petisi, gurunya itu bukan seorang rasis dan tidak mendukung Islamofobia dengan cara apa pun.

Sekretaris Pendidikan Inggris Gavin Williamson menyebut protes itu tidak dapat diterima.

“Mengancam atau mengintimidasi guru tidak pernah dapat diterima. Kami mendorong dialog antara para orangtua dengan pihak sekolah ketika masalah muncul,” kata Williamson pada Kamis malam.

Bola Liar

Baroness Warsi, mantan ketua partai Konservatif, mengatakan kepada Radio BBC 4, bahwa masalah tersebut terlanjur bergulir bak bola liar dan dimanfaatkan oleh para ekstremis di kedua pihak yang berseberangan untuk menciptakan perang budaya.

"Apa yang kami lupakan dalam semua ini adalah hal yang justru paling penting, yaitu anak-anak dan pendidikan mereka. Jelas bahwa banyak siswa yang terdampak, merasa tertekan oleh peristiwa ini,” tambah Warsi.

Dewan Muslim Inggris memuji tindakan cepat dan tegas yang diambil oleh pihak sekolah yang segera mengakui kekeliruannya dan menyampaikan permintaan maaf. Sekolah telah mengakui bahwa penggunaan benda-benda yang diakui secara universal dapat menyinggung perasaan umat beragama sebagai bahan ajar tidak dibenarkan. 

Bagi umat Muslim, penggambaran Tuhan dan para Nabi yang disebutkan dalam Al Quran sebagai suatu hal yang tidak sopan. (RUTE/AA/alaraby)

Tags: -

0 Komentar :

Belum ada komentar.