Internasional

Lagi, Remaja Palestina Tewas Diterjang Peluru Tajam Serdadu Israel

Lagi, Remaja Palestina Tewas Diterjang Peluru Tajam Serdadu Israel

RUANGTENGAH.co.id, Ramallah - Seorang remaja Palestina tewas dalam bentrokan dengan tentara Israel ketika ia ikut dalam aksi protes di Tepi Barat yang diduduki Israel, kata kementerian kesehatan Palestina.

Ali Ayman Nasr Abou Aliya, 13, meninggal karena luka akibat peluru tajam yang bersarang di perutnya. Ia terlibat dalam aksi protes yang berujung bentrokan dengan tentara Israel pada Jumat (4/12) di utara Ramallah. Demikian pernyataan kementerian kesehatan Palestina.

Setelah remaja itu ambruk akibat tembakan, ia segera dilarikan ke rumah sakit di Ramallah namun nyawanya tak tertolong.

Militer Israel menyanggah telah menggunakan peluru tajam dalam menghadapi pemrotes. Juru bicara militer Israel mengatakan pihaknya telah melakukan tindakan sesuai protap yang melarang penggunaan peluru tajam. Pihaknya hanya menghalau para pemrotes yang terus-menerus melempar batu, sanggahnya.

"Laporan penggunaan tembakan langsung selama kerusuhan itu tidak benar dan klaim tentang sejumlah perusuh yang terluka dan satu orang tewas diketahui," kata juru bicara itu.

Remaja Palestina itu terlibat dalam aksi protes mingguan terhadap permukiman ilegal Israel di desa Al Mughayyir dekat Ramallah, kata Marzouq Abu Naeem, seorang anggota dewan desa.

Kementerian luar negeri Palestina mengatakan dalam sebuah pernyataan tentang pembunuhan itu, “Ini adalah aksi jahat yang keji, sebuah kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan."

Empat orang lainnya terluka oleh tembakan tentara Israel, kata kantor berita Palestina WAFA.

Desa Al Mughayyir di Palestina terletak di dekat beberapa permukiman Israel dan telah menjadi lokasi bentrokan antara warga Palestina dan pemukim Israel sejak lama.

Desa ini juga berada tak jauh dari daerah Ras al Teen, di mana Israel telah mengancam untuk menghancurkan sebuah sekolah, sesuatu yang dikutuk pada awal November oleh Uni Eropa yang mendanai pembangunannya.

Israel telah menduduki Tepi Barat sejak 1967. Lebih dari 450.000 orang Israel tinggal di pemukiman di wilayah itu, rumah bagi lebih dari 2,8 juta orang Palestina.

Warga Palestina yang tidak memiliki kewarganegaraan berharap bisa memiliki negara merdeka yang mencakup Tepi Barat, Yerusalem Timur dan Gaza yang terkepung sebagai bagian dari solusi dua negara.

Tapi masalah pemukiman ilegal Yahudi di tanah yang direbut Israel dalam perang 1967 telah lama menjadi batu sandungan dalam proses perdamaian yang sekarang menemui jalan buntu.

Orang-orang Palestina, yang memiliki pemerintahan sendiri yang terbatas di Tepi Barat, mengatakan bahwa pemukiman Israel di sana akan menolak mereka sebagai negara yang layak seperti banyak negara lainnya. Mereka melihat permukiman ilegal tersebut sebagai penghalang perdamaian menurut hukum internasional.

Israel membantah pandangan ini, dengan alasan kebutuhan keamanan serta hubungan sejarah dengan tanah itu. Putaran terakhir pembicaraan damai Israel-Palestina gagal pada tahun 2014. (RT/AA/aljazeera)

Tags: -

0 Komentar :

Belum ada komentar.