Nasional

PBNU dan Kemenbud Gagas Festival Film Santri, Digelar Dekat Hari Santri 2025

PBNU dan Kemenbud Gagas Festival Film Santri, Digelar Dekat Hari Santri 2025
Menteri Kebudayaan Fadli Zon bersama KH. Yahya Cholil Staquf di Jakarta, Senin (21/7/2025). (Gambar : X)

RUANGTENGAH.co.id, Jakarta – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) bersama Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia berencana menggelar Festival Film Santri. Ajang ini diharapkan menjadi wadah kreativitas bagi para santri di seluruh Indonesia dalam dunia perfilman.

 

Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengungkapkan bahwa festival ini sedang dalam tahap perumusan dan kemungkinan akan digelar berdekatan dengan Hari Santri Nasional pada 22 Oktober 2025.

 

“NU ini adalah organisasi yang terbesar, yang juga salah satu yag tertua di Indonesia. Kita ingin kerja sama di beberapa bidang terutama tadi dalam islamic art (seni Islam), juga mungkin kita sedang menggagas atau merumuskan Santri Film Festival karena di mana-mana sekarang banyak film,” ujar Fadli saat ditemui di Gedung PBNU, Jakarta, Senin (21/7/2025).

 

Menurutnya, film adalah media seni yang lengkap karena melibatkan berbagai unsur, seperti akting, musik, tari, teater, sastra, bahkan kuliner dan fashion. Ia juga menilai pesantren sebagai tempat lahirnya banyak potensi kreatif.

 

Fadli menilai pesantren merupakan tempat yang penuh kreativitas. 

 

"Kita ingin membuat satu platform supaya lebih banyak lagi kreativitas yang lahir dari pondok-pondok pesantren yang jumlahnya 40 ribu pesantren, bayangkan,” imbuhnya seperti dilansir NUonline.

 

Fadli berharap festival ini bisa mendorong lahirnya karya-karya menarik dari kalangan pesantren dan memperkaya dunia seni Indonesia. 

 

“Menurut saya kemajuan kebudayaan ini bukan hanya tugas satu, dua pihak, tetapi semua pihak termasuk dalam hal ini adalah pesantren. Mudah-mudahan ini nanti akan lahir karya-karya menarik, karena pasti banyak cerita dari santri, atau dari cerita-cerita yang lainnya," tambahnya.

 

Selain itu, Fadli Zon juga menghadiri acara penganugerahan Kompetisi Kaligrafi Internasional Ke-13, di mana 10 peserta dari Indonesia berhasil meraih penghargaan. Ia mengaku terkejut dengan capaian tersebut, mengingat sebelumnya hanya ada tiga pemenang dari Indonesia.

 

“Saya ingat bertemu Prof Kilic di Istanbul. Dia menyebut tiga pemenang Indonesia. Sekarang 10. Ada loncatan besar. Ini sesuatu yang surprise,” ucapnya. [RUTE/NUonline)

 

 

0 Komentar :

Belum ada komentar.