Nasional

PBNU Tolak Keras Rencana Pemerintah Impor Sejuta Ton Beras

PBNU Tolak Keras Rencana Pemerintah Impor Sejuta Ton Beras

RUANGTENGAH.co.id, Jakarta -  Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menolak keras rencana pemerintah melakukan impor beras sebanyak satu juta ton dari Thailand. PBNU beralasan hal itu sangat merugikan petani.

“Saya menolak keras impor ini, kesepakatan impor ini, pertama karena kebanyakan petani sembilan puluh sembilan persen warga NU,” kata Ketua Umum PBNU KH. Said Aqil Siradj seperti dilansir TVNU, Jumat ( 19/3).

Said Aqil juga mengatakan bahwa sikap penolakan ini sudah disampaikan kepada Wakil Menteri Pertanian Harvick Hasnul Qolbi yang juga merupakan Bendahara PBNU.

"Beliau pun setuju sikap saya menolak MoU ini karena dalam data Kementan mencari stok beras akhir 2020 7.38 juta ton sementara produksi dalam negeri 2021 sebesar 17.51 juta ton, sehingga totalnya menjadi 24.9 juta ton perkiraan kebutuhan 12.33 juta ton sehingga muncul surplus 12.56 juta ton di 2021 ini. Ini artinya surplus ngapain impor. Ini kebijakan siapa ini?," ungkap Said Aqil.

Atas sejumlah data ini, Said Aqil mencurigai impor beras ini hanya demi memenuhi kepentingan segelintir pihak saja.

"Saya bertanda tanya besar untuk apa, untuk kepentingan siapa dan kenapa ini harus dilaksanakam untuk kepentingan kelompok tertentu pasti ini tujuannya saya tahu tolong nasib petani didahulukan, petani sebagai tulang punggung ekonomi bangsa ini harus diprioritaskan alih-alih untuk mendukung malah akan hancurkan nasib mereka ini," tambah Said Aqil.

PBNU mendorong adanya kesesuaian data antar lembaga pemerintah seperti BPS, Bulog, Kemendag dan Kementan. Said Aqil juga menyoroti secara khusus Bulog yang dianggap perannya belum maksimal hingga saat ini.

Said Aqil menilai bahwa Bulog memiliki infrastuktur yang lengkap dari pusat hingga daerah sehingga seharusnya punya peran penting dalam regulasi ketahanan pangan.

"Sekali lagi kesimpulannya, saya Ketum PBNU tolak kesepakatan Indonesia dan Thailand untuk impor 1 juta beras putih karena stok kita surplus. Kata petani kalau pemerintah dibuktikan 1 juta ton siap kami buktikan kami punya beras 1 juta ton," pungkas Said Aqil. (RUTE/AA/IDX)

Tags: -

0 Komentar :

Belum ada komentar.