Nasional

PP Persis akan Muktamar Bulan Depan, Ini Tema yang Diusung

PP Persis akan Muktamar Bulan Depan, Ini Tema yang Diusung

RUANGTENGAH.co.id, Bandung - Pimpinan Pusat Persatuan Islam (Persis) akan menggelar muktamar XVI pada akhir tahun 2022 ini, tepatnya 23 - 25 September 2022. Bertempat di Hotel Sutan Raja dan Hotel Sunshine Soreang, Kabupaten Bandung.

Muktamar PP Persis ini akan dilangsungkan bersamaan dengan muktamar badan otonomnya yaitu Muktamar XIII PERSISTRI, Muktamar XII Pemudi PERSIS, dan Muktamar X Himi PERSIS.

Wakil Ketua Umum PP Persis, Ustadz Jeje Zaenudin mengatakan bahwa sebelumnya muktamar akan digelar pada tahun 2020 lalu. Namun, karena pandemi Covid 19 maka muktamar diundur karena alasan kesehatan dan mengakomodir harapan jamaah yang menginginkan partisipasi maksimal peserta saat muktamar diselenggarakan.

“Pandemi mengakibatkan adanya pembatasan, yang konsekuensinya pada pengurangan peserta yang mengikuti muktamar. Hal ini yang tidak diharapkan oleh pimpinan-pimpinan cabang. Sehingga, disepakati muktamar akhirnya diundur ke tahun 2022,” ungkap Ustadz Jeje, Sabtu (13/8).

Tema Muktamar

Ustadz Jeje yang juga merupakan ketua Steering Committee (SC) menyampaikan muktamar kali ini mengusung tema, “Transformasi Gerakan Dakwah PERSIS untuk Mewujudkan Islam Rahmatan Lil’alamin dalam Bingkai NKRI”.

“Tema tersebut kami pilih tersebut karena kita mengetahui bahwa gerakan dakwah PERSIS sudah lebih dari satu abad, jika dilihat dari penanggalan Hijriyah, yaitu 102 tahun. Sedangkan dari penanggalan masehi masih kurang satu tahun, yaitu 99 tahun,” terangnya.

Ustadz Jeje menjelaskan beberapa landasan pemilihan tema tersebut.

Pertama, hadits Nabi Saw., “Innallah yab’atsu li hadzihil ummati ala ra’si kulli miati sanatin man yujaddidu laha diinaha,” bahwa Allah akan membangkitkan di tengah umat Nabi Muhammad Saw. ini setiap penghujung 100 tahun, orang yang memperbarui lagi, menyegarkan lagi pemikiran gerakan dan pengamalan ajaran Islam.

“Inilah landasan teologisnya. Jadi, jika pada awal kebangkitannya kita melahirkan mujaddin-mujaddid yang menginspirasi gerakan dakwah Islam di Indonesia, seperti KH. Hasyim Asyari, KH A  Dahlan, KH Ahmad Surkati, dan KH A Hassan yang menggambarkan mujaddin-mujaddin abad 20, sekarang kita berada pada abad ke-21 berharap mudah-mudahan di 100 tahun jamiyyah Persatuan Islam ini Allah karuniakan juga para mujaddid,” jelasnya.

Kedua, landasan sosiologis dan historis yang dihadapi umat Islam Indonesia, khususnya jamaah Persatuan Islam. Ustadz Jeje mengatakan bahwa yang dibutuhkan umat ke depan adalah gerakan implementatif dari gagasan pembaruan.

Ia menambahkan bahwa jika dulu kita berkutat pada gagasan-gagasan besar tentang pembaruan yang bersifat teoritis dan normatif, maka saat ini dan ke depan kita membutuhkan gerakan nyata dari gagasan tersebut.

“Apa wujud nyata bagi kemaslahatan dan kepentingan kehidupan umat Islam dan bangsa Indonesia. Intinya, bagaimana kita memperkuat dan meningkatkan peran jamiyyah PERSIS di Indonesia bersama ormas yang lain,” imbuhnya.

“Tentu saja untuk mewujudkan cita-cita keislaman kita, yaitu hasanah di dunia dan hasanah di akhirat, dan mewujudkan cita-cita kebangsaan kita, yaitu menjadi bangsa yang adil, makmur, sejahtera, dan mandiri,” ia melanjutkan.

Ustadz Jeje menambahkan bahwa apa yang dicita-citakan oleh organisasi sebagaimana tertuang dalam AD-ART atau Qanun Asasi dan Qanun Dakhili (QA-QD) jamiyyah, sebetulnya sejalan dan sebangun dengan apa yang dicita-citakan konstitusi negara, yaitu mewujudkan kehidupan berbangsa yang adil, makmur, sejahtera, dan mandiri melalui cara melindungi seluruh bangsa Indonesia, mencerdaskan kehidupan bangsa, meratakan kesejahteraan umum, dan mewujudkan perdamaian dunia.

Ia berharap tidak ada dikotomi antara cita-cita berbangsa dan bernegara dengan cita-cita berislam.

“Kegagalan menjaga keharmonisan antara cita-cita keumatan dan kebangsaan, cita-cita kenegaraan dan cita-cita keagamaan, akan menjadi pintu masuk terjadinya disintegrasi dan perpecahan dalam kehidupan kita beragama dan berbangsa,” pungkasnya. (RUTE/persis)

Tags: -

0 Komentar :

Belum ada komentar.