Humaniora

Rusman Edi, Pendidik Penuh Dedikasi Mengajar Anak Berkebutuhan Khusus Belajar Al-Qur'an

Rusman Edi, Pendidik Penuh Dedikasi Mengajar Anak Berkebutuhan Khusus Belajar Al-Qur'an
Rusman Edi mendidik dengan penuh kasih anak-anak berkebutuhan khusus belajar Al-Qur'an. (gambar : Kemenag)

RUANGTENGAH.co.id, Bukittinggi - Di tengah hiruk-pikuk kota Bukittinggi, terdapat sosok yang luar biasa dalam dunia pendidikan agama. Namanya Rusman Edi, penerima penghargaan Penyuluh Agama Islam (PAI) Award 2024.

 

Ia mendapatkan penghargaan ini atas kontribusinya dalam mendampingi kelompok rentan, khususnya anak-anak berkebutuhan khusus (ABK), dalam mempelajari Al-Qur'an.

 

Rusman Edi tak hanya memberikan pendidikan agama pada umumnya. Ia melangkah lebih jauh yaitu dengan mendidik anak-anak tunanetra, tuli, dan kelompok ABK lainnya, dengan metode yang disesuaikan dengan kebutuhan khusus mereka. 

 

Dedikasi dan kerja kerasnya dalam bidang ini mencerminkan semangat inklusivitas yang tinggi dalam pendidikan agama, di mana tidak ada diskriminasi dan semua anak memiliki hak yang sama untuk belajar.

 

"Saya tidak bisa menerapkan metode yang sama untuk semua anak. Mereka butuh perhatian dan metode yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka," ujar Rusman kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (24/8), seperti dilansir Kemenag.go.id.

 

Rusman Edi mengungkapkan bahwa motivasinya untuk membina anak-anak berkebutuhan khusus muncul dari rasa empatinya yang mendalam. 

 

Ia berusaha memastikan bahwa mereka tidak tertinggal dalam memperoleh pengetahuan keagamaan yang seimbang dan setara dengan anak-anak lainnya. Untuk itu, Rusman belajar dan mengembangkan metode pengajaran khusus yang efektif bagi mereka.

 

Perjalanan Rusman dalam mendidik ABK memang penuh tantangan. Ia harus mencari cara yang tepat untuk mengajarkan Al-Qur'an kepada anak-anak tunanetra dengan menggunakan Al-Qur'an Braille, serta mengajarkan bahasa isyarat yang dipadukan dengan bacaan lisan untuk anak-anak tuli.

 

"Saya berusaha mendaftar kursus bahasa isyarat di Pusbisindo yang diadakan pemkot. Awalnya saya ditolak karena hanya untuk pelayan masyarakat, namun saya berjuang dan akhirnya berhasil," jelas Rusman.

 

Keberhasilan Rusman Edi dalam mendidik ABK tidak hanya diukur dari seberapa banyak ayat Al-Qur'an yang mereka hafal, tetapi lebih pada seberapa dalam pemahaman dan penerapan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari mereka. 

 

"Yang paling penting adalah bagaimana mereka bisa menerapkan ajaran Islam dalam kehidupan mereka, meskipun dengan keterbatasan fisik," lugasnya.

 

Rusman Edi telah membuktikan bahwa pendidikan agama tidak mengenal batasan fisik atau mental. Melalui usahanya, ia mengajarkan kepada kita semua bahwa setiap individu, tanpa memandang keterbatasannya, berhak mendapatkan kesempatan yang sama untuk mendalami ajaran agama dan mengamalkannya dalam kehidupan. [RUTE/Kemenag]

 

 

0 Komentar :

Belum ada komentar.