Internasional>Eropa

Samuel Paty Buka Kartun Nabi Ternyata Berita Bohong, Dunia Terkecoh

Samuel Paty Buka Kartun Nabi Ternyata Berita Bohong, Dunia Terkecoh

RUANGTENGAH.co.id, Paris - Masih ingat dengan Samuel Paty? Guru sejarah yang tewas pada Oktober tahun lalu setelah menjadi korban pemenggalan seorang ekstrimis asal Bosnia di pinggiran kota Paris. Dia dipenggal dalam perjalanan pulang dari College du Bois d’Aulne, sekolah tempat dia biasa mengajar.

Samuel Paty (47) dituduh salah seorang siswinya telah mempresentasikan kartun Nabi Muhammad di hadapan di kelas sebagai materi kebebasan berekspresi. Siswi berusia 13 tahun dari keluarga asal Maroko ini mengadukan Paty kepada ayahnya dan langsung memicu kemarahan sang ayah yang menuliskan perbuatan Paty di laman Facebooknya.

Tulisan sang ayah sontak menyebar di tengah publik Paris dan menimbulkan gelombang protes yang meluas dengan cepat. Dan, yang paling ekstrim adalah meletupkan kemarahan Abdullah Anzorov, pemuda 18 tahun asal Chechnya, pelaku pemenggalan terhadap Paty. Anzorov sendiri tewas seketika oleh tembakan polisi usai membunuh Paty.

Belakangan diketahui bahwa sang ayah yang oleh media Prancis disebut bernama Brahim C, menurut Jaksa Jean-Franois Ricard seperti dikutip Reuters, telah menjalin bertukar pesan dengan Anzorov beberapa hari sebelum pemenggalan itu terjadi.

Alasan Berbohong

Tragisnya, pengacara sang siswi baru-baru ini menyampaikan bahwa kliennya itu mengakui bahwa Paty menyampaikan kartun Nabi di kelas merupakan karangannya semata. Polisi berhasil mengungkap fakta bahwa siswi itupun tidak hadir di kelas saat itu.

"Dia berbohong karena merasa terjebak setelah teman-teman sekelasnya meminta dia menjadi juru bicara," kata pengacara siswi tersebut, Mbeko Tabula, kepada AFP.

Dilansir medis Inggris The Guardian, Selasa (9/3), siswi itu mengaku di hadapan hakim anti teroris bahwa dia terpaksa mengarang cerita setelah mendengar cerita dari teman-temannya, dengan mengatakan bahwa guru sejarah mereka yaitu Samuel Paty telah menyuruh siswa-siswi muslim untuk keluar kelas agar dia bisa membuka gambar Nabi Muhammad kepada siswa-siswi lainnya.

Siswi itu mengaku mengarang cerita hanya agar tidak dimarahi ayahnya karena dia pada hari itu telah bolos sekolah.

Pengacara siswi itu, Mbeko Tabula, bersikeras bahwa tanggungjawab atas tragedi ini tidak boleh hanya diarahkan pada kliennya yang baru berusia 13 tahun. Tabula menyebut bahwa perbuatan sang ayah yang berlebihan telah memicu berita itu tersebar demikian cepat dan memancing kemarahan tanpa bisa dibendung.

"Klien saya memang berbohong, tapi meski begitu, reaksi ayahnya tidak proporsional," imbuhnya.

Siswi itu kini menghadapi tuntutan pencemaran nama baik. Sementara ayahnya dituntut terlibat pembunuhan.

Charlie Hebdo

Polemik kartun nabi yang berujung pada kematian Samuel Paty ini tak lepas dari perbuatan Charlie Hebdo, sebuah media satire Prancis yang memuat ulang kartun nabi Muhammad pada edisi Rabu 2 September 2020. Tak tanggung-tanggung majalah ini memuat lagi 12 kartun Nabi yang pernah terbit di harian Denmark pada 2005.

[caption id="attachment_1312" align="aligncenter" width="300"] (Gambar : extra.ie)[/caption]

Pemuatan ulang kartun ini oleh Charlie Hebdo beralasan untuk mengenang penyerangan kantor majalah tersebut pada 2015 silam di Paris. Dan sekaligus menandai dimulainya persidangan para pelaku penyerangan tersebut.

Pada 2015 Charlie Hebdo menerbitkan kartun Nabi Muhammad yang memicu gelombang protes dan kekerasan pada tahun yang sama. Kantor majalah itu diserang sekelompok orang yang menentang penerbitan kartun Nabi dan menyebabkan 17 orang tewas, 12 diantaranya berada di dalam kantor Charlie Hebdo.

Perbuatan Charlie Hebdo tahun 2015 itu menuai aksi protes di berbagai negara seperti Indonesia, Pakistan, Yaman, Jordania, Nigeria, Palestina, Suriah, Lebanon, Checnya, dan lainnya bahkan di Prancis sendiri. (RUTE/AA)

Tags: -

0 Komentar :

Belum ada komentar.