Internasional

Serangan Teroris Tewaskan 110 Petani di Nigeria, Al Azhar Mengecam Keras

Serangan Teroris Tewaskan 110 Petani di Nigeria, Al Azhar Mengecam Keras
RUANGTENGAH.co.id, New York - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyampaikan 110 warga sipil tewas menjadi korban atas serangan keji kelompok teroris Boko Haram. Serangan terjadi di negara bagian Borno, timur laut Nigeria.

Serangan terjadi pada Sabtu (28/11), tepatnya di desa Koshobe wilayah pemerintahan Jere, dekat kota Maiduguri ibu kota negara bagian Borno yang dilanda konflik.

Jumlah korban tewas sebelumnya diketahui sebanyak 43 orang, sebelum kemudian terungkap ada penambahan sedikitnya 70 orang. Mereka umumnya adalah para petani yang baru saja turun ke sawah dan ladang mereka untuk memulai panen.

“Pria bersenjata dengan sepeda motor memimpin serangan brutal terhadap pria dan wanita sipil yang sedang memanen ladang mereka," kata Edward Kallon, koordinator kemanusiaan PBB di Nigeria, dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu (29/11).

"Sedikitnya 110 warga sipil terbunuh secara kejam dan banyak lainnya terluka dalam serangan ini," tambahnya, mencatat bahwa beberapa wanita diyakini telah diculik.

“Insiden itu adalah serangan langsung paling kejam terhadap warga sipil tak bersalah tahun ini. Saya menyerukan agar pelaku tindakan keji dan tidak masuk akal ini dibawa ke pengadilan,” kata Kallon.

Belum ada yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu, tetapi kelompok bersenjata Boko Haram dan faksi sempalannya di provinsi Afrika Barat (ISWAP), telah melakukan serangkaian serangan mematikan di daerah itu dalam beberapa tahun terakhir.

Kedua kelompok ini aktif di wilayah tersebut, di mana mereka telah menewaskan lebih dari 30.000 orang dalam dekade terakhir selama gerakan bersenjata yang telah membuat sekitar dua juta orang mengungsi dan menyebar ke negara-negara tetangga termasuk Chad dan Kamerun.

Presiden Nigeria Muhammadu Buhari, yang menjabat pada sejak tahun 2015 berjanji untuk memperbaiki krisis keamanan.

“Saya mengutuk pembunuhan para petani kami oleh teroris di negara bagian Borno. Seluruh negeri terluka oleh pembunuhan yang tidak masuk akal ini,” kata presiden melalui juru bicaranya.

Tetapi analis keamanan Sulaiman Aledeh mengatakan banyak orang di negara itu semakin frustrasi dengan ketidakmampuan pihak berwenang untuk mengatasi aksi terorisme.

“Jika Anda pernah melihat (apa yang terjadi pada) Niger, Presiden Mahamadou Issoufou harus memecat kepala keamanannya ketika 89 tentara tewas. Jadi orang Nigeria bertanya mengapa Anda mempertahankan orang-orang ini, "katanya kepada Al Jazeera.

Sebelumnya pada Minggu, Gubernur Borno Babaganan Umara Zulum mengatakan kepada wartawan bahwa sedikitnya 70 petani tewas. Dia berbicara di desa Zabarmari setelah menghadiri pemakaman 43 orang yang mayatnya ditemukan pada hari Sabtu.

Zulum mendesak pemerintah federal untuk merekrut lebih banyak tentara, anggota Satuan Tugas Gabungan Sipil dan pejuang pertahanan sipil untuk melindungi petani di wilayah tersebut.

Dia menggambarkan warganya yang sudah putus asa menghadapi aksi-aksi terorisme.

“Di satu sisi, jika mereka tinggal di rumah, mereka mungkin akan mati karena kelaparan. Tapi di sisi lain, jika mereka pergi ke lahan pertanian mereka dan berisiko mati terbunuh oleh pemberontak,” katanya.

Al Azhar Al Syarif yang berpusat di Kairo, Mesir, mengecam keras aksi terorisme di Nigeria yang terus berulang dan memakan korban jiwa rakyat sipil yang tak bersalah. Al Azhar mendorong agar semua pihak bahu-membahu melawan aksi kejam kelompok teroris di Nigeria agar korban tidak semakin bertambah lagi.

Al Azhar, seperti dilansir laman azhar.eg menyatakan bahwa terus berlangsungnya aksi kekerasan dan pembantaian rakyat sipil yang dilakukan kelompok Boko Haram di Nigeria menandakan bahwa kemanusiaan telah dirampas oleh mereka dan ini harus dihentikan. (RT/AA/aljazeera/azhareg)

  

Tags: -

0 Komentar :

Belum ada komentar.