Internasional

Sudan Membara, Mahasiswa Indonesia Diungsikan

Sudan Membara, Mahasiswa Indonesia Diungsikan
Perang antara militer Sudan dan kelompok RSF terus berkecamuk di ibu kota Sudan, Khartoum. (gambar : cnn)

RUANGTENGAH.co.id, Khartoum - Perang antara militer Sudan dengan kelompok paramiliter Rapid Support Forces (RSF) sudah memasuki hari ke empat. Arabnews melansir korban jiwa sudah mencapai 185 orang dan 1.100 orang terluka.  

 

Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Sudan melaporkan pada Minggu (16/4) bahwa kobaran api cukup besar terlihat di sekitar Universitas Internasional Afrika (IUA) Sudan. 

 

“Mahasiswa IUA yang berada di asrama saat ini tengah diungsikan di beberapa lokasi aman di dalam kampus karena bangunan asrama mahasiswi bersebelahan dengan markas paramiliter,” ungkap laporan PCI Muhammadiyah Sudan. 

 

Beberapa mahasiswi Indonesia yang berada di dalam kampus Khartoum International Institute for Arabic Language (KIIFAL) juga sudah diungsikan ke daerah Makmuroh atas bantuan pengajar KIIFAL. 

 

Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Sudan dan Ikatan Mahasiswa Indonesia IUA terus menjalin koordinasi dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Khartoum untuk memenuhi kebutuhan para mahasiswa yang mengungsi. 

 

Sementara militer Sudan mengimbau warga untuk tetap berada di dalam rumah saat malam hari karena ada penyisiran titik-titik lokasi pasukan RSF melalui udara. 

 

Pertempuran pecah antara militer Sudan dengan RSF di ibu kota Sudan, Khartoum pada Sabtu (15/4) pagi waktu setempat karena perebutan kekuasaan. 

 

Anadolu melansir ledakan dan rentetan senjata terdengar di dekat markas militer dan istana kepresidenan. 

 

Pihak RSF mengklaim telah berhasil menguasai bandara Khartoum dan pangkalan militer Merowe, Sudan Utara. 

 

Pertikaian kedua pihak dimulai sejak Kamis (13/4) dipicu pernyataan militer Sudan yang menyebut kelompok paramiliter RSF sebagai kelompok ilegal dan bergerak tanpa koordinasi. Pertikaian ini muncul di tengah usulan pembentukan pemerintah sipil di Sudan. 

 

Krisis politik terjadi di Sudan sejak Oktober 2021 ketika militer berhasil menggulingkan pemerintah transisi yang dipimpin Perdana Menteri Abdalla Hamdok. (RUTE/antara)

0 Komentar :

Belum ada komentar.