RUANGTENGAH.co.id, Gaza City - Krisis kemanusiaan di Jalur Gaza terus memburuk. Dalam tiga hari terakhir, sebanyak 21 anak dilaporkan meninggal dunia akibat kelaparan. Hal ini diungkapkan oleh Direktur Rumah Sakit Al-Shifa, Dr. Mohammed Abu Salmiya, Selasa (15/7/2025) seperti dilansir laman Arabnews.
Menurutnya, korban jiwa itu tercatat di beberapa rumah sakit di Gaza, termasuk RS Al-Shifa di Kota Gaza, RS Syuhada Al-Aqsa di Deir el-Balah, dan RS Nasser di Khan Yunis.
Penyebab utamanya adalah malnutrisi berat dan komplikasi akibat kelaparan, di tengah krisis pangan dan minimnya pasokan medis yang terus berlangsung. Kematian puluhan anak ini menambah keprihatinan atas kondisi kemanusiaan di Gaza, di mana bantuan kemanusiaan masih sulit masuk.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut lebih dari 1.000 warga Palestina telah tewas saat berusaha mendapatkan makanan sejak dimulainya distribusi bantuan oleh Gaza Humanitarian Foundation (GHF), yang didukung AS dan Israel. Dari jumlah tersebut, 766 orang tewas di sekitar lokasi distribusi GHF, dan 288 lainnya di dekat konvoi bantuan PBB serta organisasi lainnya.
Juru bicara Kantor HAM PBB, Thameen Al-Kheetan, menyebut banyak dari korban tewas akibat tembakan militer Israel.
Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, Volker Türk, juga mengeluarkan peringatan keras. Ia menilai perintah evakuasi yang dikeluarkan Israel, terutama di wilayah Deir al-Balah, berisiko tinggi memicu lebih banyak korban sipil.
"Tragedi di Gaza tampaknya tidak ada habisnya. Dengan banyaknya warga sipil yang terjebak dan cara operasi militer Israel selama ini, risiko terjadinya pembunuhan di luar hukum dan pelanggaran HAM sangat besar," ujar Türk.
Di hari yang sama, sedikitnya 20 orang tewas dalam serangan udara Israel di wilayah yang sebelumnya relatif aman dari pertempuran selama 21 bulan konflik berlangsung, menurut data otoritas kesehatan Palestina.
Sementara itu, Perwakilan Tinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri, Kaja Kallas, mengecam keras penembakan terhadap warga sipil yang sedang mengantre bantuan.
"Pembunuhan terhadap warga sipil yang hanya ingin mendapatkan bantuan kemanusiaan di Gaza tidak dapat diterima," katanya di media sosial.
Kallas juga mengaku telah berbicara langsung dengan Menteri Luar Negeri Israel, Gideon Saar, dan menegaskan bahwa jika komitmen Israel tidak dipenuhi, Uni Eropa akan mempertimbangkan semua opsi yang ada. [RUTE]
0 Komentar :
Belum ada komentar.