RUANGTENGAH.co.id, Abuja - 344 orang pelajar Nigeria korban penculikan oleh milisi Boko Haram pada minggu lalu dalam serangan ke asrama mereka, sudah dibebaskan. Mereka telah tiba di ibu kota negara bagian Katsina.
Dalam sebuah tayangan televisi pada Jumat (18/12) memperlihatkan ratusan pelajar laki-laki itu turun dari beberapa bis dengan wajah lelah. Kebanyakan dari mereka masih mengenakan seragam hijau muda, membawa selimut dan saling berpegangan tangan. Meski nampak lelah, mereka dalam keadaan sehat.
Pada Jumat minggu lalu ratusan pelajar laki-laki ini diculik sekelompok orang bersenjata yang menyerbu asrama Sekolah Menengah Sains Pemerintah di desa Kankara Katsina. Penyerang lalu menggiring hampir 350 pelajar ini ke area hutan Rugu yang tak jauh dari lokasi sekolah. Kelompok bersenjata Boko Haram mengaku bertanggungjawab.
Tak satupun dari ratusan pelajar ini yang mau berbicara ketika mereka berjalan dari bus dengan berbaris. Dengan dikawal tentara, mereka berjalan memasuki sebuah gedung pemerintah.
Aljazeera melaporkan bahwa ratusan pelajar ini berjalan tanpa alas kaki. Beberapa dari mereka nampak mengalami lecet-lecet di kakinya sehingga berjalan agak terpincang-pincang.
[caption id="attachment_584" align="aligncenter" width="300"] Raut ketakutan dan kebingungan masih terlihat di wajah para pelajar korban penculikan. (foto:Ap)[/caption]“Anda bisa melihat mereka hampir kelelahan dan trauma setelah kejadian selama tujuh hari terakhir,” kata wartawan Aljazeera, Ahmed Idris. "Anda bisa melihat ketakutan, kebingungan, trauma di wajah mereka“ tambahnya.
Tidak jelas apakah semua anak laki-laki telah ditemukan dalam operasi penyelamatan ini. Gubernur negara bagian Katsina, Aminu Bello Masari mengatakan bahwa pada hari Kamis, 344 anak laki-laki telah dibebaskan.
Ratusan anak ini dipindahkan ke kamp tempat mereka akan menjalani tes dan pemeriksaan medis sebelum kemungkinan bertemu dengan Presiden Muhammadu Buhari, menurut Idris.
Sementara itu, para orangtua menunggu untuk dipertemukan kembali dengan mereka di bagian lain kota.
"Saya tidak percaya apa yang saya dengar sampai tetangga datang memberi tahu saya bahwa itu (pembebasan) benar," kata Hafsat Funtua, ibu dari Hamza Naziru yang berusia 16 tahun, sebelumnya dalam sebuah wawancara telepon.
Dia berkata pada saat dia mendengar berita itu, dia berlari keluar rumahnya dengan sukacita tanpa tahu ke mana harus pergi, sebelum kemudian dia masuk kembali ke rumah untuk berdoa.
Di tempat lain, Husseini Ahmed, ayah dari Mohammed Husseini, 14 tahun, yang juga termasuk di antara mereka yang diculik, mengungkapkan kebahagiaan dan kelegaan bahwa dia akan segera dipertemukan kembali dengan putranya.
“Kami sangat senang dan sangat mengharapkan mereka kembali,” katanya.
Detail 'tetap ditutup'
Peristiwa penculikan itu menambah daftar panjang kasus kekerasan di Nigeria dan meningkatkan rasa tidak aman warganya terutama di bagian utara negara itu.
Pada hari Kamis, puluhan pengunjuk rasa berbaris di jalan-jalan di kota Katsina saat #BringBackOurBoys menjadi tren di media sosial Nigeria.
[caption id="attachment_585" align="aligncenter" width="300"] Gerakan tagar #BringBackOurBoys menggema pasca penculikan di Nigeria. (foto:reuters)[/caption]Tagar tersebut mengacu pada kampanye yang diluncurkan untuk membawa pulang lebih dari 200 gadis yang diculik oleh Boko Haram pada tahun 2014 di kota timur laut Chibok.
Detail tentang bagaimana anak laki-laki itu dibebaskan masih belum diketahui. Idris mengatakan pejabat pemerintah menolak untuk mengatakan apapun tentang itu.
"Mereka bersikeras bahwa tidak ada pertukaran dengan narapidana yang dilakukan dengan imbalan anak-anak itu, tapi banyak orang meragukannya,” katanya.
Kelompok bersenjata yang beroperasi di barat laut Nigeria telah menewaskan lebih dari 1.100 orang pada paruh pertama tahun 2020 saja, menurut organisasi hak asasi manusia Amnesty International.
Di timur laut, Boko Haram dan cabangnya, Negara Islam di Provinsi Afrika Barat (ISWAP), telah melancarkan pemberontakan selama 10 tahun yang diperkirakan telah membuat sekitar dua juta orang mengungsi dan menewaskan lebih dari 30.000 orang. (RUTE/AA/aljazeera)
0 Komentar :
Belum ada komentar.