RUANGTENGAH.co.id, Kairo - Al Azhar Al Syarif, institusi tertinggi di dunia Islam, mengutuk serangan Israel terhadap jamaah shalat Tarawih di kompleks Masjid Al Aqsa di Yerusalem Timur pada Jumat malam (7/5). Setidaknya 200 orang terluka dalam kejadian itu menurut laporan Albawaba.com.
Dalam sebuah pernyataan, Grand Syaikh Al Azhar Prof. Dr. Ahmad Al Thayyeb menggambarkan serangan Israel sebagai tindakan terorisme yang terang-terangan terhadap kesucian situs suci.
"Merusak tempat ibadah yang suci, menyerang Muslim dan sebelummya melakukan penyerangan bersenjata ke pengunjuk rasa serta pengusiran rakyat di Al Aqsa adalah terorisme Zionis, diselimuti bungkamnya masyarakat internasional yang memalukan," tegasnya seperti dikutip Middle East Eye.
"Al-Azhar bersama cendikiawan-cendikiawan dan mahasiswanya sepenuhnya menyatakan solidaritas dengan rakyat Palestina yang ditindas dan kami berdoa semoga Tuhan melindungi dan memelihara mereka selayaknya pemilik tanah yang sah," tambah Al Thayeb.
Serangan itu adalah kelanjutan dari tindakan represif Israel terhadap Yerusalem, rakyatnya dan situs sucinya. Tindakan ini memprovokasi sentimen Muslim di seluruh dunia, kata pernyataan tersebut.
Al Azhar menyoroti kejadian ini sebagai penegasan kembali tentang hak Palestina atas martabat, kemerdekaan dan kedaulatan di tanah dan situs suci mereka. Al Azhar juga menyeru kepada komunitas internasional untuk menekan Israel agar menghormati resolusi PBB.
Pada hari Rabu, polisi Israel membuka kembali kompleks Masjid Al Aqsa, satu hari setelah situs tersebut ditutup menyusul dugaan serangan pembakaran di kantor polisi terdekat.
Penutupan Masjid Al Aqsa telah memicu bentrokan dengan warga Palestina yang marah, di mana sedikitnya 16 orang terluka.
Polisi Israel mengatakan pasukannya telah menangkap 10 warga Palestina, termasuk dua anak di bawah umur, karena diduga akan melakukan pembakaran.
Ketegangan meningkat di Yerusalem sejak bulan lalu, ketika polisi Israel secara tiba-tiba menyegel Gerbang Al Rahma di kompleks Al Aqsa, yang terletak di dekat tembok timur Kota Tua. Penyegelan ini memicu aksi protes warga Palestina.
Dalam beberapa minggu sejak itu, otoritas Israel telah melarang sejumlah warga Palestina, termasuk tokoh agama, memasuki Al Aqsa yang bagi umat Muslim merupakan situs tersuci ketiga di dunia.
Israel menduduki Yerusalem Timur, di mana Al Aqsa berada, sejak Perang Arab Israel 1967. Israel mencaplok seluruh kota pada tahun 1980 dalam sebuah tindakan yang tidak pernah diakui oleh komunitas internasional. (RUTE/AA/Anadolu)
0 Komentar :
Belum ada komentar.