RUANGTENGAH.co.id, Jakarta - Anggota Komite Eksekutif Majelis Hukama Muslimin (MHM) TGB Muhammad Zainul Majdi menjelaskan bahwa Konferensi Agama dan Perubahan Iklim yang digelar di Jakarta pada hari ini, Rabu (4/10), akan membahas beberapa isu penting.
Diantaranya adalah 1) Negara dan Tantangan Perubahan Iklim: Visi, Strategi, Aksi; 2) Menuju Teologi Hijau (Green Theology): Bagaimana Keyakinan Agama Membangun Kesadaran Pelestarian Lingkungan?; 3) Peran Institusi dan Tokoh Agama dalam Penanggulangan Dampak Perubahan Iklim;
4) Urgensi Kebijakan Pembangunan Bidang Keagamaan dalam Mengatasi Krisis Lingkungan dan Perubahan Iklim; 5) Agama, Sains, dan Perubahan Iklim: Perspektif dan Pengalaman; dan 6) Bersama Selamatkan Bumi: Mempertemukan Nurani, Tanggung Jawab, dan Kolaborasi Negara-Nagara Dunia dalam Mengatasi Krisis Lingkungan dan Perubahan Iklim.
TGB juga menginformasikan konferensi ini akan dihadiri oleh banyak tokoh pemerintahan, tokoh agama, dan tokoh masyarakat dari Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, Vietnam, Myanmar, dan Kamboja.
Selain itu, konferensi ini juga akan mengeluarkan sejumlah rekomendasi strategis dan efektif untuk meningkatkan upaya mencegah dampak negatif isu perubahan iklim, berdasarkan praktik baik yang telah berjalan di Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara.
Rekomendasi tersebut akan disampaikan kepada Konferensi Tingkat Tinggi Pemuka dan Tokoh Agama Sedunia yang diselenggarakan oleh MHM di Abu Dhabi pada November mendatang.
Rekomendasi ini akan disampaikan pula kepada Sekretariat Jenderal Asosiasi Negara-Negara Asia Tenggara (ASEAN), Sekretariat Eksekutif Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim, Sekretariat PBB, serta Forum Konferensi Asia-Dunia tentang Perubahan Iklim.
MHM adalah sebuah badan internasional yang bersifat independen dan dipimpin oleh Grand Shekih Al Azhar Prof Dr Ahmed Al Thayeb. MHM didirikan di Abu Dhabi pada tahun 2014. MHM didirikan dengan tujuan untuk mempromosikan hidup berdampingan secara damai dalam komunitas Muslim dan non-Muslim.
MHM beranggotakan sejumlah ulama, cendekiawan, dan tokoh bangsa yang dikenal memiliki sifat bijak, moderat, dan yang dikenal mempromosikan nilai-nilai toleransi, koeksistensi, dan sikap saling menghormati antarsesama umat manusia.
Selain itu, MHM juga memberikan perhatian besar terhadap isu-isu terkait perubahan iklim dan lingkungan hidup sebagai salah satu tantangan paling serius yang mengancam umat manusia. (RUTE/MHM)
0 Komentar :
Belum ada komentar.