RUANGTENGAH.co.id, Kabul - Bismillah Adil Aimaq, pemimpin redaksi radio Voice of Ghor, tewas di provinsi Ghor Afghanistan. Kematian Aimaq menambah daftar buruk jaminan keamanan bagi para jurnalis, politisi dan aktivis di Afghanistan. Meskipun negara itu sedang berada di tengah pembicaraan damai antara pemerintah Afghanistan dan Taliban.
Aimaq menjadi pekerja media kelima yang tewas hanya dalam rentang waktu dua bulan terakhir. Pelaku yang belum terungkap itu menembak Aimaq hingga tewas pada Jumat (1/1). Saat itu Aimaq sedang dalam perjalanan ke kota Firoz Koh, ibu kota provinsi Ghor, kata juru bicara gubernur Aref Aber.
Pembunuhan Aimaq mengikuti pola yang sama dalam beberapa bulan terakhir, di mana kelompok bersenjata menyergap dengan tembahan atau membunuh dengan bom orang-orang terkemuka di Afghanistan terkemuka.
Belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan Aimaq.
Komite Keamanan Jurnalis Afghanistan, sebuah kelompok yang bekerja untuk keamanan jurnalis di negara itu, membenarkan insiden tersebut.
Menurut kelompok jurnalis ini, Aimaq menjadi target serangan dua kali dalam dua tahun terakhir. Seorang pria bersenjata menembak kendaraannya di kota Firoz Koh pada Oktober 2019. Kemudian pada November 2020, penyerang menembak dan melemparkan granat ke rumahnya.
Jurnalis Terancam
Gelombang pembunuhan ini telah memicu ketakutan di seluruh negeri, terutama di Kabul.
"Situasi keamanan memburuk dari hari ke hari," kata Ahmad Jawed, pegawai pemerintah di Kabul.
"Ketika kami meninggalkan rumah di pagi hari, kami tidak yakin kami akan kembali ke rumah hidup-hidup pada malam hari."
Jurnalis, politisi dan aktivis HAM semakin menjadi sasaran karena kekerasan meningkat di Afghanistan, meskipun ada pembicaraan damai antara pemerintah dan Taliban.
Pembunuhan Aimaq terjadi beberapa minggu setelah pembunuhan 23 Desember terhadap Mohammad Yousuf Rasheed, pemimpin organisasi pemantau pemilu independen. Penyerang menyergapnya dan menembaknya pada jam sibuk pagi hari di Kabul bersama dengan sopirnya.
[caption id="attachment_835" align="aligncenter" width="300"] Bismillah Adil Aimaq, pemimpin redaksi radio Voice of Ghor. (foto:TRTWORLD)[/caption]Pembunuhannya terjadi hanya berselang sehari setelah bom mobil meledak dan menewaskan lima orang, termasuk dua dokter yang bekerja di sebuah penjara di pinggiran Kabul.
Seorang jurnalis Afghanistan terkemuka juga ditembak bulan lalu saat dalam perjalanan ke sebuah masjid di kota Ghazni di timur.
Rahmatullah Nekzad adalah jurnalis ketujuh yang terbunuh di Afghanistan pada tahun 2020, menurut Komite Keamanan Jurnalis Afghanistan yang berbasis di Kabul.
Narapidana Taliban Dibebaskan
Dua narapidana Taliban yang dibebaskan menjelang pembicaraan damai antara Taliban dan pemerintah Afghanistan telah ditangkap kembali karena terlibat pembunuhan Nekzad. Hal ini diungkapkan badan mata-mata Afghanistan, Direktorat Keamanan Nasional (NDS), pada 31 Desember.
Sekitar 5.000 narapidana Taliban mendapat pembebask tahun lalu sebagai bagian dari pertukaran tahanan yang kontroversial menjelang pembicaraan damai yang telah lama tertunda. Pembicaraan damai sendiri mulai berlansung pada 12 September di Doha, Qatar.
NDS mengatakan bahwa setelah pembebasan mereka, dua narapidana Taliban bergabung dengan kelompok teroris di Ghazni yang telah melakukan beberapa pembunuhan.
Keduanya, yang telah mengakui kejahatan mereka, juga membunuh seorang hakim dan dua pegawai pemerintah, kata badan tersebut.
Taliban telah menyangkal bertanggung jawab atas pembunuhan Nekzad.
Pembicaraan perdamaian saat ini sedang jeda, dan akan berlanjut pada 5 Januari di ibukota Qatar, Doha. (RUTE/AA/TRTWORLD)
0 Komentar :
Belum ada komentar.