RUANGTENGAH.co.id, Jakarta - Milad pertama Wihdah Azhariyah Indonesia (WAZIN) tidak dirayakan dengan seremoni semata. Di Jakarta, Sabtu (20/12/2025), organisasi perempuan alumni Universitas Al-Azhar Mesir ini memilih merayakan satu tahun khidmahnya dengan menggelar sebuah seminar internasional sekaligus menggalang donasi kemanusiaan untuk Sumatera, menghubungkan wacana keilmuan dengan aksi nyata.
Mengusung tema Women’s Mental Health and Family Stability: Synergy Between Islamic Values and Modern Psychology, seminar ini menjadi ruang pertemuan gagasan lintas negara. Indonesia, Brunei Darussalam, dan Malaysia hadir dalam satu forum yang membahas isu kesehatan mental perempuan dan ketahanan keluarga, dua persoalan yang kian krusial di tengah tekanan sosial, perubahan zaman, dan bencana kemanusiaan.
Bagi WAZIN, isu kesehatan mental perempuan bukan sekadar topik akademik. Ia adalah realitas yang menyentuh kehidupan sehari-hari, terlebih bagi perempuan yang berada di garis depan keluarga dan komunitas. Ketika bencana datang dan ketahanan sosial diuji, kesehatan mental menjadi fondasi yang menentukan daya bangkit sebuah keluarga.
Ketua Umum WAZIN, Dr. Elly Warti Maliki, Lc., M.A., menegaskan dalam sambutannya bahwa Milad perdana ini dimaknai sebagai momentum refleksi dan penguatan peran perempuan Azhariyah.
“Ilmu harus berjalan seiring dengan keberpihakan sosial. Perempuan memiliki peran strategis dalam menjaga ketahanan keluarga sekaligus menghadirkan empati bagi mereka yang terdampak bencana,” ungkapnya.
Narasumber Lintas Negara
Diskusi ilmiah dalam seminar ini menghadirkan perspektif lintas disiplin dan negara. Dari Indonesia hadir dr. Citra Fitri Agustina, Sp.KJ, yang membedah tantangan kesehatan mental perempuan dalam konteks masyarakat modern. Dari Brunei Darussalam, Dr. Haji Noralizam bin Haji Aliakbar menyoroti pendekatan psikologi berbasis nilai Islam.
Sementara itu, Dr. Sharifah Basirah binti Syed Muhsin dari Malaysia mengulas peran keluarga sebagai ruang pemulihan mental yang paling mendasar.
Dipandu oleh Dr. Nurbaiti, Lc., M.A., dari DPP WAZIN Bidang Hubungan Internasional, diskusi berlangsung dinamis. Peserta tidak hanya menjadi pendengar, tetapi terlibat aktif dalam dialog, berbagi pengalaman, dan merumuskan solusi yang kontekstual.
Antusiasme publik tercermin dari kehadiran sekitar 350 peserta yang mengikuti seminar secara daring melalui Zoom dan siaran langsung YouTube WAZIN TV. Peserta datang dari beragam latar belakang—akademisi, tenaga kesehatan, aktivis perempuan, mahasiswa, hingga masyarakat umum—bahkan lintas wilayah dan negara.
Donasi Kemanusiaan
Namun, Milad WAZIN tidak berhenti pada ruang diskursus. Sejalan dengan semangat kepedulian sosial, rangkaian kegiatan ini juga diarahkan untuk menggalang donasi kemanusiaan bagi korban banjir hidrometeorologi di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Dari gerakan ini, WAZIN berhasil menghimpun dana sebesar Rp89.462.950.
Sebagian donasi telah disalurkan secara bertahap ke wilayah terdampak, sementara penyaluran lanjutan akan dilakukan sesuai kebutuhan lapangan. Bagi WAZIN, angka tersebut bukan sekadar nominal, melainkan simbol kuatnya solidaritas jejaring perempuan alumni Al-Azhar yang tergerak oleh panggilan kemanusiaan.
Capaian ini menegaskan satu pesan penting: kerja keilmuan tidak boleh berhenti pada seminar dan diskusi. Ia harus menjelma menjadi aksi nyata yang menyentuh langsung persoalan umat. Dari ruang virtual seminar internasional hingga wilayah terdampak banjir di Sumatera, WAZIN berupaya menjaga kesinambungan antara ilmu, empati, dan pengabdian.
Memasuki usia satu tahun, WAZIN meneguhkan ikhtiarnya untuk terus menyalakan peran perempuan Azhariyah sebagai penjaga nilai, penggerak ilmu, dan pelayan kemanusiaan—sejalan dengan semangat yang mereka gaungkan: Satu Cahaya, Seribu Nyala. [RUTE/SAD]
0 Komentar :
Belum ada komentar.