Internasional

Drone Israel Semprotkan Racun Kimia di Lahan Pertanian Gaza

Drone Israel Semprotkan Racun Kimia di Lahan Pertanian Gaza

RUANGTENGAH.co.id, Gaza -  Middle East Eye, media yang berbasis di London, melaporkan bahwa drone Israel telah menyemprotkan bahan kimia beracun ke area pertanian warga Palestina yang berada di perbatasan antara Gaza dan wilayah yang diduduki Israel. Penyemprotan di lakukan selama empat hari berturut-turut.

Laporan tersebut, mengutip saksi mata, menambahkan bahwa Israel menyemprotkan bahan beracun itu dengan melihat arah angin dan hujan.

“Mereka hanya mulai menyemprot di sepanjang pagar ketika angin bertiup ke barat, ke arah tanah Palestina, untuk memungkinkan herbisida menutupi area yang lebih luas di dalam tanah kami,” kata petani Palestina, Youssef Abu Maghadid.

“Tetapi ketika angin mulai bertiup ke timur, mereka langsung berhenti karena akan merugikan mereka,” tambahnya.

Maghadid mengatakan Israel telah dengan sengaja merusak tanaman Palestina di lahan pertanian timur menggunakan berbagai taktik selama bertahun-tahun.

“Kadang-kadang itu mereka lakukan hanya beberapa hari sebelum musim panen. Bisa dibayangkan berapa kerugian yang kami tanggung,” kata petani berusia 47 tahun itu.

Ia menambahkan bahwa para petani di Gaza juga harus berurusan dengan tembakan gas air mata yang terus ditembakkan tentara Israel di sepanjang pagar pembatas.

Kementerian Israel mengklaim bahwa tindakannya itu bertujuan untuk menghancurkan tanaman pertanian yang menghalangi pandangan militer di wilayah itu.

Menambah Penderitaan

Kelompok hak asasi menyatakan bahwa Israel telah melakukan penyemprotan herbisida udara di dekat lahan pertanian Palestina sejauh 1.200 meter selama beberapa tahun. Tindakan itu biasanya dilakukan tanpa pemberitahuan atau peringatan sebelumnya kepada petani Palestina.

“Sejak 2014, pembersihan dan pembuldoseran lahan pertanian dan pemukiman oleh militer Israel di dekat perbatasan timur Gaza telah dilengkapi dengan penyemprotan herbisida pembunuh tanaman dari udara,” ungkap kelompok peneliti Forensic Architecture.

Badan yang berbasis di London ini menghabiskan lebih dari satu tahun untuk meneliti implikasi lingkungan dan hukum dari praktik penyemprotan herbisida di udara oleh Israel di sepanjang perbatasan Gaza.

“Praktik ini tidak hanya menghancurkan seluruh petak tanah yang sebelumnya subur di sepanjang pagar pembatas, tetapi juga tanaman dan lahan pertanian ratusan meter ke dalam wilayah Palestina, yang mengakibatkan hilangnya mata pencaharian bagi para petani Gaza,” katanya dalam sebuah pernyataan.

Gaza telah dikepung Israel sejak Juni 2007. Sekitar 40.000 warga Palestina bergantung pada pertanian sebagai satu-satunya sumber mata pencaharian mereka di sebidang tanah pesisir.

Situasi memburuk ketika tentara Israel melancarkan serangan lagi terhadap Gaza pada Mei 2021. Kementerian Pertanian Palestina memperkirakan bahwa agresi militer tersebut menimbulkan kerugian $204 juta pada sektor pertanian di kawasan itu.

“Kami masih berjuang dengan konsekuensi dari serangan terakhir di Gaza yang menyebabkan kerusakan besar bagi kami karena penyerangan dan perataan tanah, serta meninggalkan kebun selama 11 hari serangan. Belum ditambah lagi harus berurusan dengan penutupan perbatasan dan pencegahan ekspor,” kata petani Iyad Aughleba.

“Kami belum siap jika tindakan Israel menyemprot kebun kami ini mereka lakukan terus apalagi hingga setahun ke depan,” pungkasnya. (RUTE/iqna)

Tags: -

0 Komentar :

Belum ada komentar.