RUANGTENGAH.co.id, Jakarta - Forum Mahasiswa Aceh Dunia (FORMAD) menyurati Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) terkait pembunuhan Alm. Imam Masykur di Jakarta. Warga Aceh asal Mon Keulayu, Kecamatan Gandapura, Bireuen tersebut dikabarkan meninggal setelah sebelumnya diculik dan disiksa oleh terduga oknum Paspampres sejak Sabtu (12/8).
Dalam surat tersebut FORMAD meminta kepada Presiden untuk memberikan atensi serius terhadap kasus tersebut, juga meminta agar pihak-pihak yang terlibat untuk diproses secara hukum sebagaimana ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku di NKRI.
Selain itu FORMAD juga meminta agar pengusutan kasus tersebut dilakukan secara transparan sehingga publik terkhusus keluarga dan masyarakat Aceh tahu akan perkembangan proses hukum terkait kasus berkenaan.
“Kami Forum Mahasiswa Aceh Dunia sebagai persatuan paguyuban-paguyuban mahasiswa Aceh di seluruh dunia mengutuk keras kejadian yang menimpa saudara kami Imam Masykur, yang terindikasi dilakukan oleh oknum Paspampres,” ucap Ketua Umum FORMAD, Najid Akhtiar, Minggu (27/8).
“Saudara Imam merupakan bagian dari kami (pemuda). Di saat kami merasa aman dari kejahatan apapun di negara orang, bahkan negara konflik sekalipun, mengapa kejahatan ini menimpa kami di tanah sendiri, Negara Kesatuan Republik Indonesia; oleh abdi negara yang seharusnya mengayomi dan menjaga hak-hak kami. Ini pengkhianatan yang besar terhadap kami, sebagai mahasiswa, sebagai warga negara, sebagai putra Aceh, sebagai bagian dari Indonesia,” tegas Najid yang merupakan alumnus Universitas Al Azhar jurusan Bahasa Arab dan S2 Universitas Liga Arab, Kairo, Mesir itu.
Surat yang sama juga dilayangkan kepada Menkopolhukam RI Machfud MD dan Panglima TNI Yudo Margono. Surat yang dirumuskan oleh Kemenkopolhukam FORMAD ini mengharapkan agar para pelaku diadili seadil-adilnya, agar almarhum mendapatkan haknya yang telah hilang bersama nyawanya, juga agar kejadian ini tidak pernah terjadi lagi.
Najid Akhtiar mengutarakan bahwa kejadian penganiayaan sehingga meninggal ini telah menjadi sorotan dari berbagai pihak, namun kalau tidak diberikan perhatian serius, tidak menutup kemungkinan akan menguap seperti tiada apa-apa seperti beberapa kasus yang pernah terjadi di Indonesia.
“Aceh sampai hari ini masih trauma pasca konflik. Bapak Presiden, Menkopolhukam dan Bapak Panglima, surat ini kami layangkan sebagai bentuk percaya kami kepada negara dan bapak-bapak beserta jajaran di sana. Semoga kepercayaan kami tidak sia-sia,” pungkasnya. (RUTE)
0 Komentar :
Belum ada komentar.