Internasional

Giliran Maroko Akui Keberadaan Negara Yahudi Israel

Giliran Maroko Akui Keberadaan Negara Yahudi Israel

RUANGTENGAH.co.id, Rabat - Maroko menjadi negara Timur Tengah berikutnya yang menormalisasi hubungan dengan Israel setelah Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain dan Sudan. Presiden AS Donald Trump mengumumkan kesepakatan kedua negara ini pada Kamis (10/12). 

Maroko yang juga merupakan anggota Liga Arab secara resmi menyampaikan pengakuan atas keberadaan negara Yahudi Israel kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Rabu (9/12).

Netanyahu memuji presiden AS atas upaya luar biasa yang telah dia lakukan untuk meyakinkan beberapa negara Arab untuk mengakui Israel. UEA, Bahrain dan Sudan setuju untuk menormalisasi hubungan tahun ini. Mesir melakukannya pada 1979 dan Yordania pada 1994.

"Presiden Trump, rakyat Israel dan Negara Israel akan selamanya berhutang budi kepada Anda atas upaya luar biasa Anda atas nama kami," kata Netanyahu. "Saya juga ingin berterima kasih kepada Raja Maroko, Raja Mohammed VI, karena telah mengambil keputusan bersejarah ini untuk membawa perdamaian bersejarah di antara kita," sambungnya.

Trump juga mengumumkan bahwa AS akan mengakui klaim lama Maroko atas wilayah Sahara Barat, dan menolak klaim oleh orang-orang Saharawi di wilayah itu yang menginginkan kemerdekaan.

Pengakuan dari Maroko datang tepat pada hari raya Hanukhah yang diperingati kaum Yahudi yaitu yang dimulai pada Kamis malam.

"Cahaya perdamaian pada hari Hanukkah ini tidak pernah bersinar lebih terang dari hari ini di Timur Tengah," kata Netanyahu.

Presiden AS Donald Trump melalui menantunya, Jared Kushner, mengungkapkan bahwa AS akan mengakui klaim lama Maroko atas wilayah Sahara Barat.

“AS mengakui kedaulatan Maroko atas seluruh wilayah Sahara Barat dan menegaskan kembali dukungannya untuk proposal otonomi Maroko yang serius, kredibel dan realistis sebagai satu-satunya dasar untuk solusi yang adil dan langgeng atas perselisihan atas wilayah Sahara Barat,” kata Trump.

Pemerintah Maroko telah berselisih tentang wilayah itu dengan orang-orang asli Saharawi, yang menginginkan negara merdeka.

"AS percaya bahwa negara bagian Saharawi yang merdeka bukanlah pilihan yang realistis untuk menyelesaikan konflik dan otonomi asli di bawah kedaulatan Maroko adalah satu-satunya solusi yang layak," kata Trump.

Rumah lama Yahudi

Sebelum Israel didirikan pada tahun 1948, Maroko adalah rumah bagi populasi Yahudi yang besar. Banyak anggotanya adalah keturunan Yahudi yang bermigrasi ke Afrika Utara dari Spanyol dan Portugal selama inkuisisi Spanyol.

Ratusan ribu orang Yahudi Israel dapat melacak garis keturunan mereka ke Maroko, dan membentuk salah satu bagian terbesar dari masyarakat Israel. Ada juga komunitas kecil Yahudi, diperkirakan berjumlah beberapa ribu, masih tinggal di Maroko.

Diperkirakan 50.000 orang Israel mengunjungi Maroko setiap tahun untuk mempelajari tentang komunitas Yahudi di sana dan menjelajahi sejarah keluarga mereka.

 Segera setelah kesepakatan ini, pemimpin Maroko, Raja Muhammad, menelepon presiden Palestina Mahmoud Abbas dan meyakinkan bahwa dukungan Maroko terhadap perjuangan rakyat Palestina untuk meraih kemerdekaan tetap tidak berubah. 

Raja Muhammad mengatakan Maroko mendukung solusi dua negara, dan negosiasi antara kedua belah pihak merupakan satu-satunya cara untuk mencapai solusi akhir, abadi dan komprehensif untuk konflik tersebut. Di lain pihak, tim transisi presiden terpilih AS Joe Biden menolak berkomentar atas kesepakatan itu.

Biden telah mendukung peningkatan pengakuan Arab atas Israel, tetapi perubahan dalam posisi resmi tentang masalah seperti Sahara Barat tidak biasa untuk pemerintahan yang lemah. (RUTE/AA/arabnews)

Tags: -

0 Komentar :

Belum ada komentar.