RUANGTENGAH.co.id, Yerusalem - Sebuah pusat sosial budaya Palestina meluncurkan edisi kedua dari video game bernama ‘Guardian of Al Aqsa’ pada pekan ini. Game ini bertujuan membangkitkan kesadaran tentang masjid Al Aqsa Yerusalem sebagai situs paling suci ketiga dalam Islam.
Game ini juga sebagai upaya membangkitkan kesadaran tentang perbuatan Israel yang terus melanggar batas.Game ini sudah diunduh sekitar 200.000 kali, kata pusat pengembangan game tersebut kepada Arabi21.
Lebih dari separuh unduhan tersebut berasal dari Turki, Indonesia, dan negara-negara di Eropa, kata Muntaser Dkaidek.
Dkaidek adalah kepala Pusat Sosial Burj al Luqluq, sebuah organisasi yang mendukung warga Palestina yang masih tinggal di dalam komplek kota tua Yerusalem.
Popularitas ‘Guardian of Al Aqsa’ di negara-negara dengan populasi Muslim yang besar menunjukkan adanya kebutuhan untuk menyediakannya game ini dalam beberapa versi bahasa yang berbeda, tambahnya.
Bersifat MendidikVideo game pada dasarnya bersifat mendidik, Dkaidek menjelaskan.
Game ini mengajak penggunanya berjalan-jalan di sekitar kompleks Al Aqsa. Mereka dapat menemukan pertanyaan seputar sejarahnya yang harus mereka jawab untuk melanjutkan game dan menyelesaikannya.
Jika mereka menjawab cukup banyak pertanyaan dengan benar, mereka akhirnya akan berhasil merebut kunci salah satu gerbang Al Aqsa dari polisi Israel.
Pengguna game ini akan belajar tentang sejarah Islam dari kompleks masjid dan bagaimana masa depannya yang terancam sejak pendudukan Israel di Yerusalem Timur pada tahun 1967.
Umat Yahudi saat ini tidak diizinkan masuk ke Al Aqsa sesuai batasan yang berlakuk dalam hukum agama Yahudi ortodoks. Tetapi sekelompok Yahudi secara rutin kerap menyerbu situs tersebut dengan perlindungan pasukan Israel.
Rongrongan YahudiOrang Israel menyebut daerah itu Temple Mount dan mengklaimnya secara historis sebagai situs kuil Yahudi. Sebagian orang Yahudi Israel berusaha membangun kuil ketiga di situs tersebut.
Adapun warga Palestina menghadapi pembatasan rutin sehingga sulit mengakses kompleks tersebut.
Izin untuk bepergian dari Tepi Barat atau Jalur Gaza yang diduduki ke Yerusalem jarang diberikan. Sementara warga Palestina di Yerusalem Timur sering menghadapi batasan usia dan gender untuk masuk.
Bulan lalu, Yordania mengeluarkan pernyataan yang mengecam Israel karena serangan di kompleks Al Aqsa. Yordania menuntut agar mereka menghormati status quo bersejarah dan hukum.
Kementerian luar negeri Yordania juga mengecam penangkapan staf yang dipekerjakan oleh Wakaf Islam yang dikelola Yordania yang mengontrol dan mengelola bangunan-bangunan Islam di Yerusalem. (RUTE/AA/Alaraby)
0 Komentar :
Belum ada komentar.