RUANGTENGAH.co.id, Gaza City - Hamas pada Rabu malam (4/9) menyatakan bahwa Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, sengaja menghalangi upaya untuk mencapai gencatan senjata di Gaza dan memfasilitasi pertukaran tahanan.
Hamas juga menuduh Netanyahu tetap bersikeras ingin mengontrol Koridor Philadelphi, wilayah yang berbatasan antara Gaza dan Mesir, yang dinilai menjadi sumber konflik utama.
Dilansir Anadolu, Netanyahu sebelumnya menegaskan bahwa Israel tidak akan mundur dari koridor tersebut, dengan alasan bahwa wilayah itu sering digunakan untuk menyelundupkan senjata kepada Hamas.
Hamas menolak klaim ini dan menekankan bahwa tidak ada proposal baru yang dibutuhkan untuk mencapai kesepakatan, melainkan tekanan internasional agar Netanyahu dan pemerintahannya mematuhi kesepakatan yang telah dicapai dalam negosiasi sebelumnya.
Sikap keras Netanyahu terhadap koridor tersebut, menurut Hamas, telah menghalangi langkah menuju perdamaian, termasuk pertukaran tahanan. Mereka menuduh Netanyahu mencoba mengganggu kemajuan menuju gencatan senjata dengan tetap mempertahankan keberadaan militer Israel di wilayah yang diperebutkan.
Mesir, Qatar, dan Amerika Serikat selama beberapa bulan terakhir telah berupaya memediasi negosiasi tidak langsung antara Israel dan Hamas. Namun, belum ada hasil konkret karena Israel belum memenuhi tuntutan Hamas, termasuk penghentian perang dan penarikan pasukan Israel dari Gaza. Hamas juga menginginkan kembalinya warga Palestina yang mengungsi akibat konflik ke wilayah utara Gaza.
Sejak perang kali ini dimulai pada 7 Oktober tahun lalu, otoritas kesehatan Palestina melaporkan bahwa lebih dari 40.800 warga Palestina tewas, sebagian besar di antaranya wanita dan anak-anak. Selain itu, hampir 94.400 orang terluka. Situasi semakin diperparah oleh blokade Israel, yang mengakibatkan kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan di Gaza.
Israel juga menghadapi gugatan di Mahkamah Internasional atas dugaan genosida terkait operasi militernya di Gaza. [RUTE]
0 Komentar :
Belum ada komentar.