RUANGTENGAH.co.id, Jakarta - Buntut kunjungan lima orang nahdliyin (warga NU) kepada Presiden Israel Isaac Herzog, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) memanggil mereka hari ini, Selasa (16/7).
Ketua PBNU Bidang Media, IT, dan Advokasi, Savic Ali, kepada ANTARA membenarkan pemanggilan tersebut.
Savic Ali menjelaskan bahwa pemanggilan tersebut hanya untuk mereka yang tercatat sebagai pengurus atau kader NU.
"PBNU akan memanggil mereka yang tercatat sebagai pengurus atau kader NU karena tidak semua yang ke sana itu kader NU," ungkapnya.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PBNU Saifullah Yusuf mengatakan bahwa pihaknya akan memanggil lima nahdiyin tersebut untuk dimintai keterangan.
"Penjelasan lebih dalam tentang maksud tujuannya, latar belakang, dan siapa yang memberangkatkan serta hal-hal prinsip lainnya," ujar Gus Ipul, sapaan akrabnya, dalam keterangannya di Jakarta, Senin (15/7).
Gus Ipul mengatakan bahwa PBNU juga akan segera memanggil pimpinan badan otonom (banom) serta lembaga yang menjadi tempat pengabdian dari kelima orang tersebut.
"Ketua Umum juga akan memanggil pimpinan banom dan lembaga yang menjadi pengabdian yang bersangkutan," ujarnya.
Jika ditemukan unsur pelanggaran organisasi, kata dia, bukan tidak mungkin kelima orang itu akan diberhentikan dari statusnya sebagai pengurus lembaga atau banom.
Ia menyayangkan kunjungan lima orang tersebut yang mengatasnamakan pemuda NU ke Israel dan bertemu Isaac Herzog.
"Kelima orang tersebut tidak mendapat mandat PBNU, dan juga tidak pernah meminta izin ke PBNU," katanya.
Menurut Gus Ipul, kepergian lima orang itu ke Israel adalah tindakan yang sangat tidak bijaksana di tengah situasi yang memanas antara Israel dan Palestina. Apalagi, NU sebagai organisasi berada di barisan depan mengutuk serangan Israel terhadap Palestina.
Dilansir Antara, hingga bulan Mei lalu jumlah warga Palestina yang tewas akibat serangan Israel telah mencapai 34.654 orang menurut otoritas kesehatan Gaza. Sementara korban luka mencapai 77.908 orang.
Dan, yang terbaru serangan roket pasukan Israel menyerang sekolah Al Awda di Albasan, Khan Younis, Gaza, yang menjadi tempat pengungsian, pada Selasa (9/7) lalu. Serangan brutal ini mengakibatkan jatuhnya korban jiwa 29 orang mayoritas wanita dan anak-anak, sementara puluhan terluka, menurut AFP.
Sebelumnya, Israel juga menyerang sekolah Al Jawni yang dikelola PBB di Nuseirat, Gaza Tengah, dan mengakibatkan 16 korban jiwa. UNRWA menyebut terdapat 2.000an orang yang berlindung di sekolah tersebut saat itu.
Kecaman atas kunjungan ini juga datang dari Ketua PBNU bidang keagamaan KH Ahmad Fahrur Rozi. Menurut Gus Fahrur kunjungan ini tidak ada kaitannya dengan institusi PBNU.
“Saya tidak kenal, jelas liar sekali (kunjungan mereka)”, terang Gus Fahrur. [RUTE/ANTARA]
0 Komentar :
Belum ada komentar.