RUANGTENGAH.co.id, Tunis - Perdana Menteri Tunisia Hichem Mechichi mengatakan negaranya tidak berniat mengikuti jejak Maroko dan menormalisasi hubungan dengan Israel.
Dalam wawancara dengan penyiar France 24 pada hari Senin (14/12), Mechichi mengatakan, "Untuk Tunisia, normaliasi tidak ada dalam agenda.” Meski demikian, Tunisia tetap menghormati kebijakan kerajaan Maroko.
"Setiap negara memiliki realitasnya sendiri, dan diplomasinya sendiri, yang dianggap terbaik bagi rakyatnya," kata Mechichi. “Kami menghormati pilihan Maroko, Maroko adalah negara saudara yang sangat kami cintai,” tambahnya.
Maroko pekan lalu menjadi negara Arab keempat tahun ini, setelah Uni Emirat Arab, Bahrain dan Sudan, yang setuju untuk menormalisasi hubungan dengan Israel.
Presiden AS Donald Trump, pada gilirannya, mendukung kedaulatan Maroko atas Sahara Barat yang diperebutkan, di mana kerajaan tersebut telah berjuang melawan gerakan separatis sejak 1975 ketika Spanyol menarik diri dari wilayah tersebut.
Sahara Barat telah masuk dalam daftar wilayah yang tidak berpemerintahan sendiri oleh PBB, sikap yang juga diambil oleh Uni Afrika, Mahkamah Internasional, serta Uni Eropa.
Pengumuman normalisasi dengan Israel itu disambut dengan reaksi beragam di Maroko. Pihak berwenang telah mengizinkan aksi masyarakat untuk mendukung kebijakan kerajaan, tetapi melarang aksi demonstrasi kecil yang mengecam normalisasi.
Perdana Menteri Tunisia, Hichem Mechichi mengatakan bahwa pihaknya tidak mendapat kontak dari pemerintahan Trump tentang masalah normalisasi dengan Israel.
Negara tetangga, Aljazair memiliki pandangan berbeda terhadap normalisasi antara Maroko dan Israel, terutama menyangkut pengakuan AS terhadap wilayah Sahara Barat sebagai bagian dari kerajaan Maroko.
Aljazair, yang mendukung gerakan kemerdekaan Front Polisario di Sahara Barat, mengatakan langkah itu adalah bagian dari manuver asing yang bertujuan untuk mengguncang wilayah tersebut. (RUTE/AA/aljazeera)
0 Komentar :
Belum ada komentar.