Internasional

Hutan Hujan Amazon Alami Deforestasi Terparah Dalam 12 Tahun Terakhir

Hutan Hujan Amazon Alami Deforestasi Terparah Dalam 12 Tahun Terakhir

RUANGTENGAH.co.id, Brasilia - Hutan hujan Amazon Bazil mengalami deforestasi atau kerusakan akibat ulah manusia yang terparah sejak 12 tahun terakhir atau sejak 2008, hal ini berdasar data dari badan penelitian ruang angkasa nasional Brazil, Inpe, Senin (30/11).

Kerusakan melonjak sejak presiden Jair Bolsonaro menjabat. Penegakan hukum lingkungan berlangsung lemah di masa pemerintahannya.

Amazon adalah rumah bagi sekitar tiga juta spesies tumbuhan dan hewan, serta satu juta penduduk asli.

Pada tahun 2020 ini, kerusakan hutan hujan terbesar di dunia meningkat 9,5 persen dari tahun sebelumnya menjadi 11.088sq km (2,7 juta hektar), ini sama dengan tujuh kali luas kota London.

Itu berarti Brasil akan meleset dari targetnya sendiri, yang ditetapkan di bawah undang-undang perubahan iklim 2009, untuk mengurangi deforestasi hingga sekitar 3.900sq km. Konsekuensi dari melesetnya target ini memang tidak diatur dalam undang-undang tetapi dapat membuat pemerintah mendapat tuntutan hukum.

Pengukuran tahunan resmi, yang dikenal sebagai Prodes, diambil dengan membandingkan citra satelit dari akhir Juli 2020 dengan citra satelit dari awal Agustus 2019. Tanggal ini dipilih bertepatan dengan musim kemarau di Amazon, ketika diperkirakan angkasa minim dari gangguan awan.

Kerusakan hutan yang terbaru merupakan peningkatan signifikan dari 7.536 km persegi pada tahun 2018, tahun sebelum Bolsonaro menjabat. Pemerintah mengklaim bahwa pihaknya telah berhasil menekan angka kerusakan hutan ini dapat ditekan 34% pada 2019. Brasil telah berencana untuk memperlambat laju deforestasi menjadi 3.900 km persegi setiap tahun pada tahun 2020.

"Meskipun kami tidak untuk merayakan ini, itu menandakan bahwa upaya yang kami lakukan mulai membuahkan hasil," kata Wakil Presiden Hamilton Mourao kepada wartawan di markas besar Inpe di kota satelit Sao Paulo, Sao Jose dos Campos.

Namun, para aktivis lingkungan menyalahkan pemerintah yang kebijakannya dianggap melemahkan penegakan hukum lingkungan. Hal ini terlihat dari kebijakan pembukaan lahan lebih banyak lagi untuk pertanian dan pertambangan komersial di wilayah hutan Amazon. Kebijakan ini memancing datangnya para peternak, penambang dan penebang pohon ilegal. Kerusakan parah hutan Amazon mengundang protes dunia internasional, mengingat vitalnya hutan ini dalam mengatasi perubahan iklim. Pemerintah merespon protes ini dengan mengirimkan militer sejak 2019 untuk melakukan penjagaan dan antisipasi kerusakan hutan. Militer akan berada di sana hingga 2021.

Deforestasi menurun pada Juli hingga September dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu, menurut data awal Inpe, tetapi kembali meningkat pada Oktober.

Para pemimpin Eropa seperti Presiden Prancis Emmanuel Macron keras mengkritik Brasil, bahwa mengirim militer tidak cukup untuk melindungi hutan. Kemenangan Joe Biden dalam pemilihan presiden Amerika Serikat juga telah meningkatkan kemungkinan AS untuk menekan Brasil terkait hutan hujan.

Biden mengatakan dalam sebuah debat bahwa dunia harus membantu pendanaan kepada Brazil untuk mendanai upaya menghentikan deforestasi, dan mengancam konsekuensi ekonomi terhadap negara Amerika Latin jika tidak melakukannya. Komentar tersebut menuai kritik pedas dari Bolsonaro, yang mengatakan itu adalah ancaman terhadap kedaulatan Brasil. (RT/AA/aljazeera/bbc)

Tags: -

0 Komentar :

Belum ada komentar.