Internasional

Jerman Larang Kelompok Muslim Interactive, Tuduh Promosikan Ekstremisme dan Pelanggaran HAM

Jerman Larang Kelompok Muslim Interactive, Tuduh Promosikan Ekstremisme dan Pelanggaran HAM
Ilustrasi polisi Jerman. (Gambar : TOI)

RUANGTENGAH.co.id, Berlin -  Pemerintah Jerman pada Rabu (19/11/2025) melarang sebuah organisasi bernama Muslim Interactive dengan tuduhan melanggar hak asasi manusia dan nilai demokrasi. Selain itu, polisi juga melakukan penggerebekan terhadap dua kelompok Muslim lainnya yaitu Generasi Islam dan Realitas Islam.

 

Dalam pernyataannya, Kementerian Dalam Negeri menyebut Muslim Interaktiv sebagai ancaman terhadap tatanan konstitusional karena mempromosikan antisemitisme serta diskriminasi terhadap perempuan dan kelompok minoritas seksual. 

 

Kelompok ini juga disebut mengampanyekan bahwa hukum Islam harus mengungguli hukum Jerman dalam kehidupan masyarakat Muslim.

 

Penggerebekan Besar-besaran

 

Dilansir APNews, ratusan polisi dikerahkan untuk menggeledah tujuh lokasi di Hamburg yang terkait dengan Muslim Interactive, serta 12 lokasi lain di Berlin dan negara bagian Hesse yang berkaitan dengan dua kelompok Muslim lainnya itu.

 

Dari penggerebekan tersebut, aparat menyita uang tunai, data komputer, dan dokumen tertulis. Situs web Muslim Interactive resmi ditutup, dan organisasi itu dilarang melakukan aktivitas atau menampilkan simbol-simbol mereka di ruang publik.

 

Menyasar Anak Muda

 

Muslim Interactive dikenal memiliki strategi digital yang efektif, terutama di kalangan anak muda Muslim yang merasa terpinggirkan dalam masyarakat mayoritas Kristen. Pemerintah menyebut daya tarik inilah yang membuat kelompok tersebut lebih berbahaya.

 

Menteri Dalam Negeri Alexander Dobrindt menegaskan sikap tegas pemerintah, “Kami akan bertindak tegas terhadap siapa pun yang secara agresif menyerukan kekhalifahan, menghasut kebencian terhadap Israel dan Yahudi, serta merendahkan hak-hak perempuan dan kelompok minoritas.”

 

Ia menambahkan bahwa kelompok seperti Muslim Interactive tidak boleh dibiarkan merusak demokrasi Jerman dari dalam.

 

Upaya Jerman Melawan Ekstremisme

 

Beberapa tahun terakhir, Jerman memperketat pengawasan terhadap kelompok ekstremis, baik dari sayap kanan maupun kelompok Islamis. Langkah ini diambil setelah serangkaian serangan yang dianggap mengancam stabilitas negara.

 

Menurut Kementerian Dalam Negeri, perlawanan Muslim Interactive terhadap kesetaraan gender, kebebasan orientasi seksual, dan identitas gender merupakan bukti bahwa nilai kelompok tersebut tidak sejalan dengan demokrasi dan hak asasi manusia.

 

Pemerintah menilai tujuan Muslim Interactive adalah mengindoktrinasi sebanyak mungkin orang untuk “menciptakan musuh abadi” bagi konstitusi Jerman, sehingga tatanan demokrasi dapat terus dilemahkan.

 

Reaksi Pejabat dan Aktivis

 

Menteri Dalam Negeri Hamburg, Andy Grote, menyambut baik larangan tersebut, menyebutnya pukulan telak terhadap apa yang ia sebut sebagai “Islamisme TikTok modern.”

 

Dinas intelijen domestik Hamburg sebelumnya juga melaporkan bahwa pemimpin Muslim Interactive menggunakan konten daring untuk mengeksploitasi isu-isu sosial, menggambarkan bahwa politik dan masyarakat Jerman menolak seluruh komunitas Muslim.

 

Ahmad Mansour, aktivis antiekstremisme di Jerman, menulis di platform X, “Kelompok ini bagian dari jaringan Islamis yang semakin agresif dan berbahaya. Mereka memobilisasi anak muda melalui kampanye intimidasi dan mengindoktrinasi mereka dengan ideologi ekstrem.”

 

Muslim Interaktiv tidak dapat dihubungi karena layanan daring mereka telah dinonaktifkan. [RUTE/APnews]

0 Komentar :

Belum ada komentar.