RUANGTENGAH.co.id, Yerusalem - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pada Jumat (5/1) bahwa dia akan mengangkat seorang Arab Israel sebagai kandidat Muslim pertama dalam daftar kabinet partai Likud jika partai tersebut memenangkan pemilihan Maret mendatang.
"Saya bangga bahwa Nail Zoabi, seorang pendidik terkenal yang telah mendedikasikan waktu bertahun-tahun kepada masyarakat Arab, untuk bergabung dalam daftar partai Likud sayap kanan Netanyahu,” kata perdana menteri dalam sebuah video di Facebook.
"Saya akan memposisikannya sebagai menteri untuk kemajuan masyarakat Arab di pemerintahan saya," katanya, berdiri di samping Zoabi.
Pengumuman Netanyahu ini bertepatan dengan pembelotan gerakan Raam dari The Joint List, yaitu sebuah koalisi partai-partai Arab yang dalam pemilihan terakhir pada Maret 2020 telah mencapai skor tertinggi yang pernah ada yaitu 15 kursi di Knesset, badan legislatif dengan 120 kursi Israel.
Pemimpin gerakan Islam konservatif Mansour Abbas pada bulan Desember lalu abstain dari pemungutan suara untuk membubarkan parlemen. Langkah ini dianggap sebagai tanda dukungan untuk Netanyahu dan putusnya hubungan dengan partai-partai The Joint List lainnya.
Netanyahu juga baru-baru ini meluncurkan kampanye untuk memenangkan hati orang-orang Arab Israel. Ia mengunjungi beberapa distrik berpenduduk mayoritas Arab dalam pembukaan pra-pemilihan. Ia berupaya menyambung komunikasi dengan komunitas yang telah lama menuduhnya melakukan rasisme.
Dalam kunjungan yang terbilang langka ke kota utara Nazareth, kota Arab terbesar di Israel, Netanyahu menjanjikan investasi dan inisiatif anti-kejahatan. Ia pun meminta maaf atas pernyataannya yang berpotensi menyinggung masa lalu.
Orang Arab Israel - Palestina yang tinggal di Israel setelah pembentukan negara Yahudi pada tahun 1948, dan keturunan mereka - merupakan sekitar 20 persen dari sekitar sembilan juta total populasi negara Yahudi itu.
Dianggap Tidak TulusMenurut survei oleh Institut Demokrasi Israel (IDI), 66 persen orang Arab Israel melihat kampanye Netanyahu untuk merayu mereka sebagai tidak tulus.
Secara hukum, orang Arab Israel memiliki hak yang sama dengan warga negara Yahudi. Tetapi, mereka mengatakan bahwa dalam praktiknya mereka mengalami diskriminasi dalam pekerjaan, perumahan, kepolisian, dan hal-hal penting lainnya.
Mereka juga menunjuk pada undang-undang 2018 yang mendefinisikan Israel sebagai "negara bangsa orang Yahudi" dan memberi orang Yahudi hak unik untuk menentukan nasib sendiri di sana. (RUTE/AA/alaraby)
0 Komentar :
Belum ada komentar.