Internasional

Konvoi Bantuan ke-94 Bulan Sabit Merah Mesir Masuki Gaza Melalui Rafah

Konvoi Bantuan ke-94 Bulan Sabit Merah Mesir Masuki Gaza Melalui Rafah
Truk bantuan Bulan Sabit Merah Mesir memasuki Gaza lewat pintu perbatasan Rafah. (gambar : egypttoday)

RUANGTENGAH.co.id, Kairo - Konvoi bantuan kemanusiaan ke-94 untuk Jalur Gaza memasuki wilayah perbatasan Rafah, Sinai Utara, pada Senin (15/12/2025). 

 

Rombongan truk bantuan tersebut selanjutnya diarahkan menuju penyeberangan Kerem Abu Salem untuk menjalani pemeriksaan sebelum diizinkan masuk ke Gaza.

 

Sumber resmi di penyeberangan Rafah menyebutkan bahwa konvoi ini merupakan bagian dari program “Zad Al-Izza dari Mesir ke Gaza”, yang digagas oleh Bulan Sabit Merah Mesir (Egyptian Red Crescent/ERC). 

 

Truk-truk tersebut mengangkut berbagai kebutuhan mendesak, termasuk bantuan kemanusiaan, peralatan medis, obat-obatan, serta bahan-bahan untuk tempat tinggal darurat bagi warga Palestina yang terdampak konflik.

 

Menurut sumber yang sama, seluruh muatan bantuan masih harus melewati proses inspeksi oleh otoritas Israel sebelum dapat memasuki Jalur Gaza, sesuai dengan mekanisme yang berlaku di penyeberangan Kerem Abu Salem.

 

Program Zad Al-Izza, yang diluncurkan pada 27 Juli, telah mengirimkan ribuan ton bantuan ke Gaza. Bantuan tersebut mencakup pasokan pangan seperti bahan makanan pokok, tepung, dan susu formula bayi, serta peralatan medis, obat-obatan penting, dan bahan bakar untuk fasilitas kesehatan dan layanan darurat.

 

Namun, pengiriman bantuan ini berlangsung di tengah situasi yang kian sulit. Sejak 2 Maret, Israel menutup sebagian besar penyeberangan menuju Jalur Gaza menyusul berakhirnya fase pertama perjanjian gencatan senjata. 

 

Pada 18 Maret, Israel kembali melancarkan serangan udara besar-besaran dan melanjutkan operasi darat di sejumlah wilayah Gaza, meskipun sebelumnya sempat menarik pasukannya dari kawasan tersebut.

 

Selain itu, otoritas Israel juga membatasi masuknya truk bantuan, bahan bakar, serta perlengkapan tempat tinggal bagi para pengungsi. Alat berat yang dibutuhkan untuk membersihkan puing-puing dan mendukung proses rekonstruksi pun tidak diizinkan masuk ke Gaza.

 

Pada Mei lalu, Israel hanya mengizinkan masuknya bantuan dalam jumlah terbatas—jauh di bawah kebutuhan minimum penduduk Gaza. Distribusi bantuan kala itu dilakukan melalui mekanisme khusus yang melibatkan perusahaan keamanan asal Amerika Serikat. 

 

Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), bersama sejumlah badan PBB dan organisasi kemanusiaan internasional lainnya, menolak mekanisme tersebut karena dinilai tidak sesuai dengan standar dan prosedur kemanusiaan internasional.

 

Sejak pecahnya krisis pada Oktober 2023, Bulan Sabit Merah Mesir berperan sebagai mekanisme nasional utama dalam pengoordinasian dan penyaluran bantuan ke Jalur Gaza.

 

Meski penyeberangan Rafah tidak sepenuhnya dibuka, ERC tetap siaga di seluruh pusat logistik dan terus mengupayakan masuknya bantuan dengan dukungan lebih dari 35.000 relawan. [RUTE/EGYPTTODAY]

0 Komentar :

Belum ada komentar.