RUANGTENGAH.co.id, Jakarta - Menteri Agama Mesir, Syekh Usamah Sayyid Al-Azhari mengunjungi Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Senin 21 Oktober 2024. Kedatangan Syekh Usamah disambut langsung oleh Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya), dan Rais Aam PBNU, KH Miftachul Akhyar.
Seperti dilansir NUonline, dalam pertemuan yang berlangsung mulai pukul 11.00 hingga 12.00 WIB di lantai 4 gedung tersebut, Syekh Usamah menyampaikan adanya kesamaan pandangan dan gerakan antara PBNU dan ulama Mesir, terutama Al-Azhar. Hubungan keduanya telah terjalin sejak pra kemerdekaan Indonesia yaitu pada 1926.
Menurutnya, hubungan ini mencerminkan keselarasan dalam pemikiran kebangsaan dan keumatan.
"Khusus dengan NU Sayyid Usamah menyampaikan penghormatan yang tinggi terhadap NU. Karena menurut beliau, NU adalah institusi keagamaan yang bersejarah dan yang paling dekat dan paling cocok dengan Al-Azhar dari aspek ideologi, pemikiran, gerakan, dan pemikiran kebangsaan keumatan," ujar Ahmad Ginanjar Sya'ban, Wakil Sekretaris Jenderal PBNU, mengutip pernyataan Syekh Usamah.
Kunjungan Syekh Usamah ke Indonesia juga bertepatan dengan pelantikan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka pada Ahad, 20 Oktober 2024. Syekh Usamah menyampaikan ucapan selamat kepada kedua pemimpin baru tersebut dan berharap kepemimpinan mereka dapat membawa kemajuan dan kesejahteraan bagi Indonesia.
Selain itu, Syekh Usamah juga mengapresiasi sosok Hadratussyekh KH Hasyim Asy'ari, pendiri NU, yang memiliki visi keumatan dan kebangsaan yang sangat dihormati oleh para ulama Al-Azhar.
Ia juga mengungkapkan bahwa KH Hasyim Asy'ari pernah berkorespondensi langsung dengan ulama besar Al-Azhar, seperti Syekh Muhammad Bakhit Al-Muthi'i dan Al-'Allâmah Yusuf Ad-Dajwi, mengenai isu-isu keumatan dan Ahlusunnah wal Jamaah (Aswaja).
Selain hubungan historis dengan NU, Syekh Usamah juga menegaskan kembali pentingnya hubungan antara Mesir dan Indonesia. Ia mengingatkan bahwa Mesir adalah negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945 dan berperan dalam mendorong negara-negara Timur Tengah lainnya untuk melakukan hal yang sama.
Kunjungan ini semakin memperkuat hubungan erat antara NU dan Al-Azhar, serta menegaskan komitmen bersama dalam memperjuangkan pemikiran kebangsaan dan keumatan. [RUTE/NUONLINE]
0 Komentar :
Belum ada komentar.