RUANGTENGAH.co.id, Istanbul - Enam orang tewas dan 81 orang terluka setelah sebuah ledakan bom mengguncang jalan Istiklal, sebuah kawasan wisata populer yang sedang ramai, di Istanbul, Turki, Minggu (13/11).
Video yang beredar di media sosial memperlihatkan ledakan terjadi saat lokasi kejadian penuh dengan para pejalan kaki sekitar pukul 16.20 waktu setempat. Seketika korban-korban berjatuhan dan tergeletak di jalanan.
Tak berselang lama, Senin (14/11) Menteri Dalam Negeri Turki Suleyman Soylu mengumumkan pihaknya berhasil menangkap pelaku peledakan.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyebut ledakan bom tersebut sebagai serangan.
“Bangsa kita harus memastikan bahwa pelaku peledakan di jalan Istiklal dihukum sebagaimana mestinya,” kata Erdogan beberapa saat sebelum berangkat menuju Bali, Indonesia, untuk mengikuti KTT G20.
Pemerintah Turki memang belum secara resmi menyebut ledakan itu sebagai serangan terorisme. Namun, pihak berwenang Turki menyebut ada indikasi ke arah itu, dengan menyebut keterlibatan seorang wanita terlibat dalam kejadian itu.
Rekaman CCTV menunjukkan seorang wanita meletakkan sebuah tas di bangku di tepian jalan Istiklal. Seorang saksi menyebut sempat terdengar suara tembakan di sekitar Taksim Square.
Tim investigasi langsung diturunkan ke lokasi kejadian setelah ledakan dan menutup area itu. Larangan perekaman diberlakukan di sekitar lokasi kejadian. Pembatasan juga diberlakukan pada Twitter, YouTube, Instagram dan Facebook.
https://www.youtube.com/watch?v=i2w4s02k08gRangkaian Teror
Ledakan terjadi tidak jauh dari sebuah masjid dan hanya berjarak 300 meter dari kantor konsulat Prancis. Beberapa kantor konsulat negara lain juga berada di jalan Istikal yang menjadi lokasi beberapa kali serangan teror, dan yang terjadi pada hari Minggu (13/11) kemarin adalah yang paling mematikan sejak Desember 2016.
Pada beberapa serangan teror yang terjadi di Turki, Al Qaeda, Daesh, Partai Pekerja Kurdistan (PKK) sempat mengaku bertanggungjawab.
Al Qaeda mengaku bertanggungjawab pada dua serangan bom bunuh diri pada November 2003 yang menewaskan lebih dari 60 orang dan melukai setidaknya 650 orang. Sebelum serangan itu, kelompok ini juga menyerang dua Sinagoga.
Tahun 2016, seorang anggota Daesh menargetkan kelompok turis Israel, mengakibatkan lima orang tewas dan 36 terluka.
Lalu pada Desember 2016, serangan bom terjadi di luar stadion Istanbul yang sedang ramai. 38 tewas dan 166 terluka pada tragedi ini.
Sedangkan ledakan di jalan Istiklal pada hari Minggu sore kemarin belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab.
Dalam pidato di provinsi Bilecik Turkiye pada hari Sabtu, Menteri Dalam Negeri Suleyman Soylu mengatakan bahwa jumlah teroris yang beroperasi di dalam wilayah Turkie sekarang turun menjadi di bawah 120.
Turki telah menjadi arena teror berdarah yang dilakukan PKK selama hampir empat dekade. Negara itu juga telah menjadi target serangan Daesh dengan korban jiwa lebih dari 300 orang akibat bom bunuh diri, bom mobil dan serangan bersenjata. (RUTE/arabnews)
0 Komentar :
Belum ada komentar.