Internasional

Maradona : Jauh di Lubuk Hati, Saya adalah Orang Palestina

Maradona : Jauh di Lubuk Hati, Saya adalah Orang Palestina

RUANGTENGAH.co.id, Buenos Aires - Publik Argentina dan dunia, khususnya para pecinta sepak bola, baru saja kehilangan sosok yang sangat ikonik dan legendaris yaitu Diego Maradona. Pemilik sebutan ‘Si Tangah Tuhan’ ini meninggal dunia di usia 60 tahun pada Rabu (25/11) malam WIB karena serangan jantung.

Saat dunia berbelasungkawa atas berpulangnya legenda sepakbola ini, banyak juga orang yang memberikan penghormatan terakhir kepadanya karena kiprahnya semasa hidup dalam memberi dukungan secara vokal kepada perjuangan rakyat Palestina.

Diego Armando Maradona menghembuskan nafas terakhirnya dua minggu setelah ia keluar dari masa perawatan di rumah sakit pasca menjalani operasi otak.

Di negerinya, Maradona disanjung-sanjung sebagai seorang sosialis sayap kiri anti imperialis yang telah sejak lama mendukung gerakan-gerakan progresif.

Semasa hidup, dia kerap menyebut beberapa nama sebagai teman-temannya. Diantaranya adalah mendiang pemimpin Venezuela Hugo Chavez, mendiang presiden Kuba Fidel Castro, dan Evo Morales dari Bolivia.

Maradona kedapatan lebih dari satu kali menemani Chavez sembari mengenakan kaos bergambar dan bertuliskan anti-George Bush.

Dia dengan tanpa menyesal sedikitpun mendukung perjuangan rakyat Palestina semenjak masih aktif bermain sepakbola. Bahkan hingga ia gantung sepatu pun tetap vokal mendukung Palestina.

Juru bicara Hamas Sami Abu Zuhri mentweet ucapan belasungkawa yang ditujukan kepada keluarga Maradona dan para penggemarnya di seluruh dunia.

“Kami sangat sedih atas kematian salah seorang pesepakbola terhebat, Maradona, yang dikenal atas dukungannya para gerakan #Palestine,” tulis Abu Zuhri di akun twitternya.

Pada 2012, Maradona menyebut dirinya sebagai fans namor satu rakyat Palestina.

“Saya menghormati mereka dan bersimpati kepada mereka,” ungkap Maradona.

“Saya mendukung Palestina tanpa rasa ragu dan takut,” lanjutnya.

Dua tahun kemudian, selama serangan musim panas Israel di Jalur Gaza yang menewaskan sedikitnya 3.000 warga Palestina, Maradona mengungkapkan kemarahannya dan mengkritik Israel.

“Apa yang dilakukan Israel terhadap Palestina sangat memalukan,” kata Maradona dalam sebuah pernyataan.

Setahun kemudian, tersiar kabar bahwa Maradona sedang melakukan negosiasi dengan Asosiasi Sepak Bola Palestina mengenai kemungkinan dirinya melatih tim nasional Palestina selama Piala Asia AFC 2015.

[caption id="attachment_172" align="aligncenter" width="321"] Pertemuan Maradona dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas di Moskow, Rusia, 2018. (foto:moroccoworldnews)[/caption]

Juli 2018, Maradona bertemu Presiden Palestina Mahmoud Abbas dalam sebuah pertemuan singkat di Moskow. Pada kesempatan itu dia sekali lagi menyampaikan dukungannya untuk perjuangan Palestina.

“Jauh dalam lubuk hati saya, saya adalah orang Palestina,” katanya kepada Presiden Abbas sambil memeluknya seperti yang terdokumentasikan pada sebuah gambar di akun instagramnya.

Pada tahun yang sama, Maradona mengungkapkan pendapatnya tentang peran AS di Suriah yang sedang dilanda perang saudara. “Anda tidak perlu pergi ke universitas untuk mengetahui bahwa Amerika Serikat ingin menghapus Suriah dari keberadaannya,” kata Maradona.

Adios, Maradona! (RT/aa/aljazeera)

Tags: -

0 Komentar :

Belum ada komentar.