Internasional>Timur Tengah

Masih Pandemi, Siswa di Yordania Kembali Belajar di Sekolah

Masih Pandemi, Siswa di Yordania Kembali Belajar di Sekolah

RUANGTENGAH.co.id, Amman - Sekitar 774.000 siswa di Yordania kembali masuk sekolah pada Minggu (7/2). Ini menjadi pertemuan kelas mereka yang pertama sejak penutupan nasional diberlakukan pada puncak pandemi Covid 19 tahun lalu.

Sebanyak 773.812 siswa mengikuti kegiatan belajar di kelas. Mereka terdiri dari siswa Taman Kanak-kanak, siswa kelas satu dan sekolah menengah umum baik dari sekolah negeri maupun swasta, serta sekolah yang dikelola oleh UNRWA.

Adapun siswa kelas dua akan mulai belajar di kelas pada keesokan harinya yaitu Senin (9/2). Sedangkan siswa kelas tiga akan mulai pada hari Selasa (9/2). Hal ini sesuai dengan buku panduan kembali ke sekolah yang disiapkan oleh kementerian pendidikan dan kesehatan.

Siswa kelas sepuluh dan 11 akan melanjutkan pendidikan tatap muka pada 21 Februari. Sementara kelas empat hingga sembilan akan kembali ke sekolah pada 7 Maret, menurut buku panduan.

Patuhi Protokol Kesehatan

Menteri Pendidikan Yordania, Tayseer Nuaimi mengatakan kepada TV milik pemerintah Al Mamlakah, “Kegiatan sekolah pada hari Minggu kemarin berjalan lancar dan aman.” Ia menambahkan bahwa pengawas kesehatan terus memantau komitmen sekolah dalam menerapkan protokol kesehatan.

Buku panduan yang diterbitkan pemerintah menyebutkan bahwa pengawas kesehatan akan hadir di setiap sekolah guna memastikan kepatuhan sekolah terhadap protokol kesehatan, salah satunya adalah pembelakuan jaga jarak dua meter antar siswa. Jika sekolah tidak mampu melaksanakan hal ini maka harus tetap melaksanakan kegiatan belajar jarak jauh.

[caption id="attachment_1151" align="aligncenter" width="300"] Pemeriksaan suhu tubuh dilakukan terhadap siswa sebelum masuk kelas. (foto : Arab News)[/caption]

Menteri Nuaimi menegaskan bahwa pemerintah tidak akan mengendurkan pengawasan kesehatan di dunia pendidikan mengingat kondisi pandemi global yang masih terus berubah saat ini.

Buku panduan itu juga melarang pihak sekolah memberikan obat apapun kepada siswa yang dicurigai terinfeksi Covid 19. Jika ditemukan siswa yang demikian, maka pihak sekolah harus menghubungi orangtua atau walinya untuk segera membawa anak mereka menjalani pemeriksaan di laboratorium atau rumah sakit yang sudah terakreditasi.

Siswa yang hasil cek labnya positif Covid 19 harus menjalani karantina di rumah selama 10 hari jika tidak bergejala atau 13 hari jika bergejala. Orang yang melakukan kontak dengan mereka juga harus menjalani cek lab.

Belajar Online Tak Efektif

“Saya sangat senang melihat anak-anak saya bisa belajar lagi di kelas,” kata Tahani Salman, ibu dari empat anak.

Tahani mengatakan bahwa ia dan anak-anak sejauh ini tidak memiliki masalah kesehatan. Dan, selama mengikuti kegiatan belajar di kelas ia terus mengikuti protokol kesehatan.

Nadine El Saket, ibu dari dua anak, mengatakan, "Apa pun yang terjadi, pembelajaran di kelas jauh lebih baik daripada pembelajaran online."

“Sekolah adalah tempat terbaik bagi siswa untuk belajar, bukan rumah” kata Nadine. “Interaksi guru-siswa dan aktivitas luar ruangan lebih berguna bagi siswa daripada komputer (pembelajaran online),” tambahnya.

“Saya senang melihat anak-anak saya kembali ke sekolah setelah hampir setahun. Saya ingin mereka bangun pagi, pergi ke kelas, mengerjakan pekerjaan rumah dan tidur lebih awal seperti dulu,” kata Abdulqader, ayah tiga anak.

[caption id="attachment_1152" align="aligncenter" width="300"] Siswa antusias bertemu kembali dengan guru dan teman-temannya. (foto : Arab News)[/caption]

Yordania baru-baru ini mengurangi langkah-langkah penanggulangan virus Covid 19. Pemerintah mencabut jam malam Jumat dan membuka kembali sektor-sektor yang ditutup sejak Maret tahun lalu. Negara ini juga telah memulai program vaksinasi nasional.

Seruan untuk memulai kembali pendidikan di sekolah terus meningkat di Yordania. Banyak orang tua, aktivis, dan LSM yang menyatakan ketidakpuasannya dengan pendidikan online.

Kampanye Nasional untuk Kembali ke Sekolah telah meminta pemerintah untuk mengambil keputusan yang tegas dan segera untuk membuka kembali sekolah.

Kampanye tersebut juga mendesak pemerintah untuk mengizinkan orang tua memilih antara pendidikan di kelas atau pembelajaran jarak jauh (online) yang telah menjadi model pendidikan sejak pandemi.

Mereka juga menuntut agar platform pembelajaran online disediakan untuk siswa yang tidak ingin kembali ke sekolah tetapi mau serius melanjutkan pendidikan mereka secara online.

Siswa Butuh Pertemuan Kelas

Save the Children Jordan mengatakan bahwa penutupan sekolah telah menjadi tantangan bagi semua anak, terutama yang lebih muda, mengingat pentingnya pendidikan dini untuk memastikan anak-anak meningkatkan kemampuan mereka, melepaskan energi mereka dan meningkatkan pertumbuhan mental mereka.

[caption id="attachment_1156" align="aligncenter" width="300"] Siswa mengikuti belajar di kelas dengan penerapan protokol kesehatan. (foto : Arab News)[/caption]

Organisasi ini mengatakan bahwa pendidikan dini berkontribusi pada perkembangan sosial dan emosional anak-anak, menjaga kesehatan fisik mereka. Sedangkan pendidikan jarak jauh bisa menjadi penghalang untuk tujuan-tujuan tersebut.

Perdana Menteri Bisher Al Khasawneh mengumumkan kembalinya siswa ke sekolah secara bertahap mulai semester kedua mendatang sesuai dengan protokol kesehatan.

Raja Abdullah mengarahkan pemerintah untuk membuka kembali sekolah dan berbagai sektor secara sistematis yang menjaga kesehatan masyarakat dan perekonomian nasional. (RUTE/AA/arabnews)

Tags: -

0 Komentar :

Belum ada komentar.