RUANGTENGAH.co.id, Yerusalem - Kementerian Transportasi dan Komunikasi Palestina mengumumkan bahwa Palestinian Airlines akan menutup layanannya setelah 25 tahun beroperasi.
Penutupan ini terjadi setelah maskapai menawarkan dua pesawat Fokker 50 yang tersisa untuk dijual. Kedua pesawat ini merupakan sumbangan dari Belanda.
Perusahaan jasa penerbangan yang resmi berdiri pada tahun 1995 mulai beroperasi pada tahun 1997. Maskapai ini melayani penerbangan dengan rute melintasi Timur Tengah dari Bandara Internasional Yasser Arafat di Jalur Gaza. Namun, bandara tersebut dihancurkan oleh Israel pada tahun 2001 saat meletusnya Intifada Kedua.
Maskapai ini kemudian memindahkan basisnya ke bandara Al Arish Mesir di dekat perbatasan Gaza. Tetapi operasionalnya pun terpaksa berjalan hanya dengan menyewakan pesawatnya. Hingga akhirnya perusahaan ini menghentikan sebagian besar aktivitasnya pada 2017.
Ammar Yassin, wakil menteri di kementerian transportasi, mengatakan kepada Jaringan Berita Palestina (PNN) bahwa otoritas Palestina belum menerima tawaran untuk satu armada pesawatnya yang saat ini diparkir di Amman, Jordania.
Sedangkan satu armada di Kairo telah disewakan kepada sebuah maskapai penerbangan di Nigeria. Namun, dia menjelaskan, kontrak sewa tersebut ditangguhkan akibat pandemi virus Corona.
Menurut PNN, Palestinian Airlines memiliki delapan karyawan, dua pilot, tiga karyawan administrasi, dan tiga staf darat. (RUTE/AA/memo)
0 Komentar :
Belum ada komentar.