Internasional>Timur Tengah

Media Israel : Janda Yasser Arafat Ungkap Suaminya Diracun Orang Palestina

Media Israel : Janda Yasser Arafat Ungkap Suaminya Diracun Orang Palestina

RUANGTENGAH.co.id, Yerusalem - Surat kabar Israel Yedioth Ahronoth mengutip ucapan istri Almarhum Yasser Arafat bahwa suaminya telah diracun oleh seorang warga Palestina.

"Arafat jelas diracun, bukan oleh Israel, tetapi oleh seorang Palestina," tulis surat kabar itu mengutip pernyataan Suha Arafat, Jumat (1/1).

Namun, janda almarhum mantan Presiden Palestina Yasser Arafat itu mengklarifikasi bahwa media Israel tersebut telah mengutip di luar konteks yang dia maksud. Demikian seperti dilansir Anadolu Agency.

Suha mengaku bahwa media Israel itu telah menyalahartikan ucapannya dalam wawancara.

"Kasus Abu Ammar (sebutan untuk Yasser Arafat) masih di pengadilan. Saya tidak bisa menuduh siapa pun membunuhnya, termasuk Israel, karena saya tidak memiliki bukti. Dan saya juga tidak memiliki bukti untuk menuduh siapa pun sejauh ini," tulisnya di akun Facebook.

"Pernyataan saya tidak berubah sejak Abu Ammar menjadi meninggal. Tapi, saya tidak akan menyalahkan siapa pun tanpa bukti yang jelas. Ini yang saya katakan dalam wawancara dan saya akan mengatakannya dalam wawancara lain."

Pasangan ini menikah diam-diam di Tunisia pada tahun 1990. Ketika Suha berusia 27 dan Arafat 61. Putri mereka Zahwa lahir lima tahun kemudian.

Pada 11 November 2004, Arafat meninggal di Prancis, dalam keadaan yang sangat mencurigakan, pada usia 75 tahun. Hingga saat ini, dokter belum dapat memastikan penyebab pasti kematiannya.

Otoritas Palestina telah berulang kali menegaskan bahwa Israel berada di balik pembunuhan Arafat. Sementara Tel Aviv membantah terlibat.

Media negara Yahudi itu juga menuliskan bahwa menurut Suha, intifada kedua Palestina tahun 2000 adalah sebuah kesalahan besar.

Dalam klafirikasi di Facebook, Suha menambahkan:

“Pendapat saya bahwa intifada itu salah. Karena, kita kalah jumlah dan perang kita dengan mereka tidak seimbang. Saya tidak akan takut untuk memberikan pendapat saya bahkan jika itu menyimpang. Kebenaran akan selalu terang.”

Intifada meletus di Yerusalem pada 30 September, dua hari setelah Ariel Sharon, pemimpin partai Likud yang berkuasa di Israel, menyerbu Al Aqsa. Intifada berlanjut hingga Februari 2005 mengakibatkan korban jiwa 4.412 warga Palestina dan melukai lebih dari 49.000 orang lainnya. (RUTE/AA/memo)

Tags: -

0 Komentar :

Belum ada komentar.