Internasional

Menteri Israel Ingin Bangun Sinagoge di Al Aqsa, Al Azhar Serukan Dunia Muslim Bereaksi Tegas

Menteri Israel Ingin Bangun Sinagoge di Al Aqsa, Al Azhar Serukan Dunia Muslim Bereaksi Tegas
Grand Syaikh Al Azhar, Ahmad Al Thayyeb.

RUANGTENGAH.co.id, Kairo - Institusi keislaman tertua dan paling berpengaruh di dunia, Al Azhar Al Syarif yang berpusat di Kairo Mesir, menegaskan sikapnya terhadap pernyataan kontroversial dan provokatif yang dilontarkan oleh pejabat ekstremis Zionis, Itamar Ben-Gvir. 

 

Menteri Keamanan Nasional Israel tersebut menyatakan niatnya untuk membangun sinagoga Yahudi di dalam area Masjid Al Aqsa. Ujarannya ini yang telah memicu kecaman keras dari para pemimpin Muslim dan Arab.

 

Dalam sebuah pernyataan resmi, Al Azhar mengecam keras rencana tersebut dan menegaskan bahwa pernyataan semacam itu hanya keluar dari mereka yang memiliki mentalitas ekstremis, tidak menghormati nilai-nilai agama, kesucian, serta hukum dan konvensi internasional. 

 

Seperti dilansir Egypt Today, Al Azhar menekankan bahwa tindakan tersebut merupakan bentuk provokasi yang hanya mengenal kekerasan, kebrutalan, dan kriminalitas.

 

Al Azhar mengingatkan kembali bahwa Masjid Al Aqsa beserta seluruh kompleknya adalah hak historis umat Islam, yang tidak dapat diganggu gugat. Masjid yang merupakan kiblat pertama umat Islam dan yang ketiga dari dua Masjid Suci ini, akan tetap menjadi simbol suci Islam, meski ada upaya dari pihak Zionis untuk mengubah statusnya.

 

Al Azhar menyerukan kepada seluruh pemerintah negara Muslim agar mengambil tindakan serius dan tegas dalam menghadapi pernyataan dan tindakan provokatif dari pejabat Zionis ekstremis tersebut, yang telah berulang kali menghasut kekerasan dan terorisme terhadap warga Palestina yang tidak bersalah. Al Azhar juga mendesak agar praktik-praktik teror yang dilakukan oleh para penjajah ekstremis ini dihentikan segera.

 

Pemerintah Mesir turut menyuarakan kecaman kerasnya terhadap pernyataan Ben-Gvir. Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Kementerian Luar Negeri dan Imigrasi, Mesir menegaskan kembali posisinya bahwa Israel harus bertanggung jawab secara hukum untuk menjaga status quo di Masjid Al Aqsa dan melindungi tempat-tempat suci Islam dan Kristen.

 

Mesir menuntut Israel, sebagai kekuatan pendudukan, untuk menghentikan segala bentuk pernyataan provokatif yang hanya akan memperburuk ketegangan dan eskalasi di kawasan. 

 

Mesir memperingatkan bahwa pernyataan-pernyataan yang tidak bertanggung jawab mengenai tempat-tempat suci di wilayah Palestina akan semakin memperumit situasi, menghalangi upaya untuk mencapai ketenangan di Jalur Gaza, serta mengancam prospek penyelesaian damai konflik Palestina-Israel.

 

Mesir juga menekankan pentingnya solusi dua negara, dengan Palestina merdeka yang didirikan berdasarkan perbatasan 4 Juni 1967, dan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya, sebagai satu-satunya jalan menuju perdamaian yang berkelanjutan di wilayah tersebut. [RUTE]

 

 

0 Komentar :

Belum ada komentar.