RUANGTENGAH.co.id, Cairo - Mesir kembali mengirimkan konvoi bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza. Konvoi ketiga ini membawa sekitar 1.300 ton pasokan makanan, obat-obatan, dan perlengkapan darurat, yang dikirim melalui perlintasan Karm Abu Salem, demikian disampaikan Bulan Sabit Merah Mesir (ERC) dalam pernyataan resmi pada Selasa (29/7/2025) seperti dilansir Ahram.
Bantuan tersebut mencakup sekitar 440 ton keranjang makanan, 450 ton tepung, 150 ton pasokan medis, serta 200 ton perlengkapan perawatan pribadi.
Sejak hari Minggu, ERC yang menjadi badan koordinasi nasional untuk distribusi bantuan ke Gaza, telah mengirimkan tiga konvoi besar setelah berbulan-bulan blokade Israel yang menghambat masuknya bantuan.
Konvoi pertama, yang diberi nama “Zad Al-Ezza: Dari Mesir ke Gaza”, terdiri dari lebih dari 100 truk dan membawa lebih dari 1.200 ton bantuan pangan, termasuk 840 ton tepung dan 450 ton keranjang makanan.
Sementara pada Senin, konvoi kedua yang dikirim ke Gaza membawa lebih dari 1.500 ton bantuan dalam 135 truk. Muatannya meliputi 965 ton keranjang makanan, 350 ton tepung, dan 200 ton barang perawatan pribadi.
Upaya ini merupakan bagian dari komitmen Mesir untuk mendukung rakyat Palestina di tengah krisis kelaparan yang memburuk akibat blokade berkepanjangan dan agresi militer Israel.
ERC menegaskan bahwa tujuan dari konvoi ini adalah untuk meringankan penderitaan mereka yang diperparah oleh perang genosida Israel dan blokade selama sekitar lima bulan.
Hingga kini, ERC yang diperkuat oleh 35.000 relawan terus bekerja sepanjang waktu dari berbagai pusat logistik guna memastikan distribusi bantuan berjalan lancar dan berkelanjutan.
Sejak 7 Oktober 2023, ERC telah mengirimkan total 35.000 truk bantuan ke Gaza, yang membawa lebih dari 500.000 ton bantuan kemanusiaan penting. Bantuan tersebut mencakup makanan, air bersih, obat-obatan, peralatan medis, perlengkapan kebersihan dan tempat tinggal, susu formula, popok bayi, hingga ambulans dan truk pengangkut bahan bakar.
Meski pada Sabtu lalu Israel mengumumkan jeda taktis dalam operasi militernya di beberapa wilayah Gaza untuk memfasilitasi pengiriman bantuan, serangan tetap berlangsung. Serangan lanjutan ini justru menewaskan lebih banyak warga sipil.
Di sisi lain, tentara Israel juga telah mengizinkan dilanjutkannya pengiriman bantuan lewat udara ke Gaza.
Namun, Kepala UNRWA, Philippe Lazzarini, memperingatkan bahwa penerjunan bantuan melalui udara tidak akan mengakhiri kelaparan massal di Gaza, yang disebabkan oleh blokade Israel selama berbulan-bulan terhadap makanan dan pasokan.
Berdasarkan estimasi Perserikatan Bangsa-Bangsa, sebanyak 600 hingga 800 truk bantuan diperlukan setiap hari untuk mempertahankan kehidupan 2,3 juta penduduk Gaza.
Gelombang bantuan Mesir ini muncul di tengah meningkatnya kecaman global terhadap kebijakan blokade dan kelaparan massal yang diberlakukan Israel, yang telah menjatuhkan Gaza ke dalam jurang bencana kemanusiaan. [RUTE/AHRAM]
0 Komentar :
Belum ada komentar.