RUANGTENGAH.co.id, Yerusalem - Pemerintah Mesir masih terus membuka pintu perbatasan Raffah hingga hari ke-22. Hal ini untuk mengirim bantuan dan memudahkan warga Palestina di Jalur Gaza untuk mendapatkan bantuan kemanusiaan pasca perang lalu.
Otoritas Mesir menyiagakan tim medis di perbatasan untuk menfasilitasi perjalanan warga yang membutuhkan bantuan kesehatan dan perawatan.
Dilansir Extra News, sejak 16 Mei Mesir telah membuka perbatasan perbatasan Raffah, mengirimkan bantuan peralatan dan tenaga kesehatan ke Jalur Gaza.
Hal ini sebagi upaya Mesir meringankan penderitaan warga Palestina di Jalur Gaza, memulihkan keadaan dan memulai proses rekonstruksi.
Pada 7 Mei lalu, bentrokan pecah antara pasukan Israel di Tepi Barat dan Yerusalem dengan warga sipil Palestina yang memprotes pemindahan paksa, terutama di Sheikh Jarrah, Yerusalem Timur. Bentrokan juga terjadi akibat serangan polisi Israel terhadap jamaah shalat Tarawih di Masjid Al Aqsa.
Pada 10-20 Mei, Israel melakukan serangan udara ke Jalur Gaza yang menyebabkan 243 korban jiwa, termasuk 66 anak-anak, serta 6.039 warga luka-luka, seperti dilaporkan Kantor Berita dan Informasi Palestina (WAFA).
Di Jalur Gaza, korban luka mencapai 1.910 orang. Di Tepi Barat, 441 pengunjuk rasa Palestina ditembaki dengan peluru tajam, 172 ditembak dengan peluru karet. Korban luka-luka juga berjatuhan akibat gas air mata dan pemukulan. Adapun warga Palestina yang ditahan di Yerusalem dan Tepi Barat sebanyak 850 orang.
AP mengabarkan serangan itu juga menyebabkan kehancuran lebih dari 2.000 unit tempat tinggal di Jalur Gaza, 15.000 lainnya rusak sebagian. Akibatnya, 50.000 warga Palestina mengungsi dari wilayah Utara ke Selatan Jalur Gaza.
Bantuan Vaksin
Pekan lalu, kepala Egyptian Holding Company for Biological Products and Vaccines (VACSERA), Heba Waly mengatakan bahwa pembuatan vaksin Sinovac China di Mesir akan memakan waktu antara 8 hingga 16 minggu.
“Kami berpacu dengan waktu untuk menyelesaikan pekerjaan kami, karena proses pembuatannya akan dimulai dalam bulan ini” kata Waly. Ia menambahkan bahwa pada akhir tahun ini, VACSERA menargetkan untuk memproduksi 40 juta dosis vaksin.
Menteri Kesehatan Mesir, Hala Zayed juga mengatakan sebelumnya bahwa pemerintah Mesir serius dalam proyek pengadaan vaksin lokal untuk virus Covid 19.
Mesir berencana menjadikan Mesir sebagai pusat regional untuk memproduksi vaksin di Afrika setelah memenuhi kebutuhan lokal, karena Perusahaan Induk Mesir untuk Produk dan Vaksin Biologi (VACSERA) akan menjadi produsen utama untuk Sinovac China di Afrika, kata Zayed. (RUTE/AA/egypttoday)
0 Komentar :
Belum ada komentar.