Internasional

Militer Israel Mulai Caplok Gaza, 164 Tewas dalam 24 Jam Terakhir

Militer Israel Mulai Caplok Gaza, 164 Tewas dalam 24 Jam Terakhir
Seorang pria syok menyaksikan korban serangan Israel di lingkungan Saftawi, sebelah barat Jabalia, di Jalur Gaza utara, Rabu (13/8/2025). (Gambar : AFP)

RUANGTENGAH.co.id, Gaza City - Militer Israel mulai menggempur Gaza pada Rabu (13/8/2025). Tindakan ini mengakibatkan 123 warga Gaza tewas dalam 24 jam terakhir. Kementerian Kesehatan Gaza menyebut jumlah korban ini menjadi yang terburuk dalam seminggu terakhir.

 

Serangan Israel kali ini terjadi di tengah perundingan gencatan senjata antara Hamas dan mediator Mesir yang berlangsung di Kairo.

 

Jumlah korban tewas ini menambah angka korban jiwa akibat perang yang sudah berlangsung hampir dua tahun. Kementerian Kesehatan Gaza mencatat ada lebih dari 61.000 warga Palestina yang tewas sejak perang meletus pada 7 Oktober 2023, seperti dilansir Arabnews.

 

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, kembali menegaskan pandangannya bahwa warga Palestina di Gaza harus angkat kaki. 

 

"Mereka tidak akan diusir, tapi mereka akan diizinkan keluar," katanya kepada televisi Israel, i24NEWS. 

 

Pernyataan Netanyahu ini sontak menuai kecaman dari negara-negara Arab dan banyak pemimpin dunia. Mereka menyebut gagasan ini seperti "Nakba" (bencana) lainnya, merujuk pada pengungsian besar-besaran warga Palestina pada 1948.

 

Perundingan dan Penderitaan Kemanusiaan

 

Di tengah gempuran, negosiator Hamas, Khalil Al-Hayya, bertemu dengan pejabat Mesir di Kairo untuk membahas gencatan senjata, penyaluran bantuan, dan upaya mengakhiri penderitaan di Gaza. 

 

Seorang pejabat Hamas menyatakan kesediaannya untuk mempertimbangkan semua usulan, asalkan Israel mengakhiri perang dan menarik pasukannya. Namun, Khalil menegaskan, "Meletakkan senjata sebelum pendudukan berakhir adalah hal yang mustahil."

 

Di sisi lain, kehancuran dan krisis kemanusiaan di Gaza terus memburuk. Saksi mata melaporkan pesawat dan tank Israel membombardir wilayah timur Kota Gaza, menghancurkan banyak rumah di lingkungan Zeitoun dan Shejaia. Serangan udara di Zeitoun juga menewaskan 12 orang di sebuah rumah.

 

Sementara, di Gaza selatan, serangan Israel menewaskan sembilan orang pencari bantuan dalam dua insiden terpisah di Khan Younis. 

 

Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan delapan orang lagi, termasuk tiga anak-anak, meninggal akibat kelaparan dan malnutrisi dalam 24 jam terakhir, menambah total korban kelaparan menjadi 235 orang.

 

Israel membantah angka kelaparan tersebut dan menuduh Hamas mencuri bantuan. Militer Israel menyatakan, hampir 320 truk bantuan telah masuk ke Gaza melalui penyeberangan Kerem Shalom dan Zikim dalam 24 jam terakhir. Namun, PBB dan Otoritas Palestina menegaskan jumlah tersebut masih jauh dari mencukupi.

 

Masa Depan Gaza Pasca-Perang

 

Terkait masa depan Gaza, sebagian besar komunitas internasional menginginkan wilayah tersebut diperintah oleh Otoritas Palestina. Menteri Luar Negeri Otoritas Palestina, Varsen Aghabekian Shahin, menyatakan kesiapan pihaknya untuk mengambil alih tanggung jawab penuh di Gaza, dengan syarat Hamas menyerahkan senjata dan pasukan internasional dikerahkan.

 

Di sisi lain, Hamas mengatakan pihaknya siap menyerahkan pemerintahan kepada entitas teknokratis non-partisan yang disepakati oleh semua pihak Palestina. Sementara itu, Israel mengatakan tidak percaya Otoritas Palestina mampu memerintah Gaza [RUTE/ABARNEWS]

0 Komentar :

Belum ada komentar.