Internasional>Asia

Myanmar Sepakat Pemulangan Pengungsi Rohingya Tahun Ini

Myanmar Sepakat Pemulangan Pengungsi Rohingya Tahun Ini

RUANGTENGAH.co.id, Dhaka, - Myanmar telah menyepakati repatriasi atau pemulangan penggungsi Rohingya ke negaranya. Kesepakatan ini tercapai dalam pertemuan tripartit secara virtual antara Myanmar dan Bangladesh yang difasilitasi China.

Repatriasi pengungsi Rohingya ke negara asalnya Myanmar rencananya akan berlangsung pada kuartal kedua tahun ini.

Sebelumnya, Bangladesh telah berusaha keras untuk memulai repatriasi. Tetapi Myanmar kerap menundanya dengan alasan butuh waktu untuk pengaturan logistik.

“Kami mendorong untuk memulai repatriasi pada kuartal pertama, tetapi Myanmar mencari lebih banyak waktu untuk pengaturan logistik dan beberapa persiapan fisik. Jadi kami meminta untuk memulai repatriasi pada kuartal kedua, dan mereka setuju,” kata Menteri Luar Negeri Bangladesh, Masud Bin Momen usai pertemuan.

Selain itu, China dan Myanmar juga memahami dan menyepakati proposal Bangladesh yang meminta agar komunitas internasional tetap hadir di Negara Bagian Rakhine Myanmar ketika repatriasi terjadi maupun setelahnya.

China akan memberikan vaksinasi COVID 19 gratis kepada orang-orang Rohingya pada fase pertama repatriasi.

Beberapa hari sebelum pertemuan tersebut, Menteri Luar Negeri Bangladesh AK Abdul Momen mengatakan, “Repatriasi adalah satu-satunya solusi untuk mengakhiri krisis Rohingya, dan tidak ada alternatif."

Bangladesh juga mengusulkan repatriasi berbasis desa untuk kelompok Rohingya di tanah air mereka. Namun, Myanmar menginginkan pengumpulan pengungsi secara sporadis yang saat ini berlindung di Cox's Bazar di Bangladesh menyusul tindakan keras militer di Myanmar pada 2017.

Persiapan Myanmar

Wakil Menteri Myanmar untuk Kerjasama Internasional, U Hau Do Suan berpartisipasi dalam pertemuan tripartit itu.

Kementerian Luar Negeri Myanmar dalam sebuah pernyataan mengatakan, "Myanmar telah mempersiapkan segala hal yang diperlukan untuk repatriasi dan menegaskan kembali kesiapan Myanmar untuk menerima pengungsi yang terverifikasi sejalan dengan perjanjian bilateral."

Namun, pernyataan itu tidak menyebutkan tanggal spesifik kapan pemulangan tersebut.

“Simulasi pemulangan sedang dilakukan untuk repatriasi para pengungsi. Myanmar bersedia untuk menerima dan menjalin hubungan dengan para pengungsi yang terverifikasi,” tambah pernyataan itu, mengutip wakil menteri.

Dia juga menggarisbawahi bahwa para pengungsi yang akan kembali ke Myanmar harus mengisi dan menandatangani formulir yang berisi dua poin untuk memastikan kesukarelaan mereka kembali dan kewajiban mematuhi hukum Myanmar.

Upaya pemulangan pengungsi Rohingya sebenarnya telah diagas sejak 2017, namun gagal terealisasi. Pertemuan tripartit terakhir berlangsung pada 20 Januari tahun lalu di New York, namun Myanmar diduga telah mengelak dari pembicaraan bilateral meskipun ada upaya berulang kali dari Bangladesh.

Kelompok Teraniaya

Menurut Amnesty International, lebih dari 750.000 pengungsi Rohingya, sebagian besar wanita dan anak-anak, melarikan diri dari Myanmar dan menyeberang ke Bangladesh setelah pasukan Myanmar melancarkan tindakan brutal terhadap komunitas Muslim minoritas itu pada Agustus 2017.

Sejak 25 Agustus 2017, hampir 24.000 Muslim Rohingya telah dihabisi oleh pasukan negara Myanmar, menurut laporan dari Ontario International Development Agency (OIDA).

Lebih dari 115.000 rumah Rohingya terbakar dan 113.000 lainnya rusak, tambah laporan itu. (RUTE/AA/Anadolu)

Tags: -

0 Komentar :

Belum ada komentar.