RUANGTENGAH.co.id, Abu Dhabi - Beitar Jerusalem, sebuah klub sebak bola papan atas Israel tengah diselimuti krisis pasca pembelian 50% sahamnya oleh keluarga penguasa Abu Dhabi, pangeran Sheikh Hamad bin Khalifa Al Nahyan.
Beitar Jerusalem adalah bagian dari sayap kanan politik Israel. Memiliki kelompok suporter yang terkenal rasis terhadap Arab dan kental dengan Islamofobia. Beberapa waktu terakhir mereka kerap mengarahkan olokan terhadap Sheikh Hamad. Terakhir, beberapa suporter fanatik melakukan corat-coret di dinding stadion dengan tulisan-tulisan anti Arab.
Atas aksi ini polisi menangkap empat orang anggota La Familia, julukan untuk kelompok suporter klub.
Seorang suporter setia Beitar, Moar Ifrach, mengatakan kepada The Guardian, “Pembelian klub itu membuat banyak fans memprotes klub.”
Ifrach mengungkapkan bahwa dia pribadi mendukung pembelian itu karena bisa mendatangkan uang untuk meningkatkan anggaran klub. Tetapi ia merasa pendukung fanatik klub tidak akan mudah menerimanya.
Reputasi rasisme yang lekat dengan klub ini tidak datang begitu saja, tambahnya kepada The Guardian.
Beberapa anggota La Familia menyatakan bahwa pembelian separuh saham klub itu bisa menimbulkan ancaman bagi identitas keyahudian klub dan kota Yerusalem, kota Palestina yang bagian timurnya diduduki secara ilegal oleh Israel sejak tahun 1967.
Kesepakatan pembelian saham klub Beitar ini oleh keluarga pangeran Emirat itu diumumkan awal Desember lalu oleh pihak klub.
Beitar Jerusalem adalah salah satu klub sepak bola terkemuka Israel. Pembelian tersebut juga termasuk komitmen untuk menginvestasikan lebih dari 300 juta shekel (sekitar $ 92 juta) di klub selama sepuluh tahun ke depan.
Kesepakatan pembelian ini datang beberapa bulan setelah kedua negara menormalisasi hubungan dalam perjanjian kontroversial yang ditengahi presiden AS, Donald Trump. (RUTE/AA/alaraby)
0 Komentar :
Belum ada komentar.