RUANGTENGAH.co.id, Ramallah - Prof. Oded Goldreich pemenang hadiah nobel Israel bidang matematika dan ilmu komputer akan mendonasikan hadiah yang diraihnya kepada lima organisasi hak asasi manusia sayap kiri Israel yang bekerja memerangi pendudukan Israel, kesetaraan dan keadilan sosial.
Goldreich adalah seorang profesor ilmu komputer di Fakultas Matematika dan Ilmu Komputer Institut Sains Weizmann. Ia mendapatkan hadiah $23.300 pada hari Senin atas karyanya pada teori kompleksitas komputasi.
Ia akan membagikan hadiah yang diperolehnya itu kepada organisasi Breaking the Silence, Standing Together, Kav LaOved, B'Tselem dan Pusat Hukum untuk Hak-Hak Minoritas Arab di Israel (‘Adalah).
“Saya ingin mengatakan sesuatu yang sedikit politis. Belum lengkap ceritanya tanpa menyebutkan harga yang harus dibayar oleh bangsa lain untuk kebangkitan kita, dan komitmen moral kita untuk berusaha sebaik mungkin untuk mengimbangi dan tidak menindas bangsa lain,” ungkap Goldreich.
Penentangan
Sebelumnya, Menteri Pendidikan Israel, Yifat Shasha-Biton, membuat petisi menentang penyerahan hadiah kepada profesor itu. Namun, Pengadilan Tinggi menolak petisi itu.
"Fakta bahwa profesor Goldreich memutuskan untuk menyumbangkan hadiah kepada organisasi yang bekerja melawan tentara Pasukan Pertahanan Israel yang mempertaruhkan nyawa mereka untuk kita, itu membuktikan bahwa dia adalah seorang provokator yang tidak bisa terlibat dalam dunia akademis dengan tangan bersih, dan tidak pantas mendapatkan hadiah nasional,” kata Menteri Yifat.
Yifat menilai bahwa keputusan Pengadilan Tinggi yang memuluskan langkah Prof. Goldreich adalah kesalahan.
Apresiasi
Sementara itu, kelompok hak asasi yang menerima donasi memuji sikap Goldreich yang mendukung hak-hak warga Palestina.
Dalam pernyataan bersama mereka mengatakan, "Ini merupakan kesempatan kami untuk menyampaikan penghargaan kami atas fakta bahwa sepanjang karir akademisnya yang luar biasa, profesor Goldreich telah menggunakan nama, status, dan prestasinya untuk mempromosikan perjuangan untuk kesetaraan, keadilan, demokrasi, dan hak asasi manusia." (RUTE/middleeastmonitor)
0 Komentar :
Belum ada komentar.