RUANGTENGAH.co.id, Islamabad - Serangan bom bunuh diri terjadi di dekat sebuah masjid di distrik Mastung, Provinsi Balochistan, Pakistan, pada Jumat (29/9). Akibatnya, 52 orang tewas dan 58 lainnya terluka.
Seorang pejabat setempat Abdul Rasheed mengatakan kepada Reuters bahwa korban tewas bisa bertambah karena banyak korban luka dalam kondisi serius.
Javed Lehri, seorang polisi setempat, mengutarakan bahwa seseorang telah meledakkan dirinya di dekat kendaraan Wakil Inspektur Polisi Nawaz Gishkori.
Pejabat Provinsi Balochistan, Atta Ullah, mengatakan bahwa seorang perwira polisi senior bernama Mohammad Nawaz menjadi salah satu korban tewas dalam serangan tersebut.
Kementerian Dalam Negeri Pakistan mengkonfirmasi bahwa serangan tersebut dilakukan oleh elemen teroris di Balochistan.
“Ini adalah serangan keji terhadap orang-orang yang tidak bersalah yang sedang berkumpul untuk merayakan Maulid Nabi,” kata pihak Kementerian dalam sebuat penyataan.
Hingga berita ini diturunkan belum ada pihak yang mengaku bertanggungjawab atas serangan ini.
Kelompok Taliban Pakistan yang dikenal dengan nama Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP) dengan segera mengeluarkan pernyatan bahwa pihaknya tidak berada di balik serangan bom itu.
TTP adalah kelompok terpisah namun merupakan sekutu dekat Taliban Afghanistan. Pada tahun lalu, kelompok ini sempat melanggar genjatan senjata dengan pemerintah yang mengakibatkan terjadinya serangan mematikan di Pakistan.
Namun, untuk serangan di Balochistan ini, dilansir Aljazeera, bahwa TTP telah membantah terlibat.
“Hal ini tentu menimbulkan spekulasi adanya kehadiran elemen ISIS atau ISIL di wilayah ini,” kata wartawan Aljazeera, Kamal Hyder.
Serangan bom pada hari Jumat kemarin terjadi hanya satu hari setelah pihak berwenang meminta kepolisian untuk meningkatkan kewaspadaan pada hari Maulid Nabi di mana akan terjadi pertemuan-pertemuan publik di beberapa tempat.
Pada awal bulan ini, setidaknya 11 orang terluka termasuk seorang pemuka agama akibat ledakan di distrik yang sama di Balochistan.
Sebelumnya, pada bulan Juli, lebih dari 40 orang tewas di Provinsi Khyber Pakhtunkhwa setelah serangan bom bunuh diri memporak-porandakan pertemuan partai politik Islam.
Provinsi Balochistan yang merupakan perbatasan antara Afghanistan dan juga Iran merupakan kawasan yang kaya akan gas, dan telah menjadi lokasi pemberontakan separatis Baloch dalam intensitas rendah selama lebih dari dua dekade.
Kelompok ini awalnya menginginkan bagian dari sumber daya alam, namun kemudian berkembang menjadi gerakan politik yang menyerukan kemerdekaan. (RUTE/iqna)
0 Komentar :
Belum ada komentar.