RUANGTENGAH.co.id, Jakarta - Indonesia dan Malaysia kompak memanggil perwakilan India di negara masing-masing sebagai respon protes atas penghinaan terhadap Nabi Muhammad oleh dua pejabat partai penguasa India Bharatiya Janata Party (BJP).
Hal ini dikemukakan Kementerian Luar Negeri kedua negara pada Selasa (7/6).
Penghinaan yang dilakukan oleh dua juru bicara partai BJP yaitu Nupur Sharma dan Naveen Jindal telah memantik protes keras dan kecaman dari berbagai negara Arab dan muslim. Negara-negara Timur Tengah telah memanggil para perwakilan India di negaranya. Kuwait memboikot produk-produk India di pasaran.
Juru bicara Kemenlu RI Teuku Faizasyah mengatakan kepada AFP bahwa pihaknya telah memanggil duta besar India di Jakarta Manoj Kumar Bharti pada Senin (6/6). Pemerintah RI telah menyampaikan keluhan dan keberatan atas retorika anti-Muslim yang muncul di India.
Kemenlu RI melalui laman Twitter menyampaikan bahwa Indonesia sebagai negara dengan penduduk mayoritas muslim terbesar sangat mengutuk penghinaan terhadap Nabi Muhammad oleh dua pejabat India. Kemenlu menyebut perbuatan itu tidak dapat diterima.
Senada dengan Indonesia, Malaysia pada Selasa malam telah memanggil perwakilan India dan menyampaikan penolakan keras atas penghinaan terhadap Nabi Muhammad oleh dua pejabat teras partai penguasa India .
“Malaysia menyerukan kepada India untuk bekerja sama mengakhiri Islamofobia dan menghentikan tindakan provokatif apapun demi kepentingan perdamaian dan stabilitas,” kata Kemenlu Malaysia dalam sebuah pernyataan.
Bharatiya Janata Party (BJP), partai penguasa yang menjadi kendaraan politik Perdana Menteri India Narendra Modi, dalam dekade terakhir telah membangun dominasi di India dengan mengangkat identitas Hindu. Partai ini sering dituduh melakukan kebijakan diskriminatif terhadap minoritas muslim di negara itu.
BJP sendiri pada Minggu (5/6) telah menskorsing Nupur Sharma dan Naveen Jindal karena perbuatannya dinilai bertentangan dengan nilai-nilai yang diusung partai yang menghormati semua agama.
Sedangkan Sharma menampik dengan mengatakan bahwa komentarnya itu hanyalah tanggapan atas penghinaan yang dibuat terhadap dewa Hindu Siwa. Belakangan, Sharma menarik pernyataannya yang berkaitan dengan Nabi Muhammad.
Meski begitu, komentar Sharma telah menyebar dan memicu protes di kalangan muslim di India dan dunia.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Sudarnoto Abdul Hakim, pada Senin (6/6) menyebut Sharma dan Jindal tidak bertanggungjawab, tidak sensitif dan melukai umat Islam seluruh dunia. Dia mengatakan perbuatan keduanya juga bertentangan dengan resolusi PBB untuk memerangi Islamofobia yang ditetapkan pada 15 Maret 2022. (RUTE/arabnews)
0 Komentar :
Belum ada komentar.