RUANGTENGAH.co.id, Dhaka - Pemerintah Bangladesh memindahkan sekitar 100.000 pengungsi Rohingya ke pulau terpencil Bhashan Char. Itu adalah sebuah pulau yang muncul dari bawah permukaan air sejak tahun 1980-an. Pulau yang kerap kali tergenang air.
Pemerintah Bangladesh dengan tegas menolak tuduhan bahwa mereka memindahkan pengungsi Rohingya secara paksa ke pulau terpencil yang rawan badai itu. Pemerintah Bangladesh mengklaim bahwa pihaknya telah memasang tanggul penahan banjir di pulau tersebut.
"Kami memindahkan mereka semuanya secara sukarela," kata Menteri Luar Negeri Bangladesh Abdul Momen kepada Sky News.
"Pemerintah tidak memaksa siapa pun dan tidak membayar sepeser pun kepada siapa pun,” tambahnya.
Amnesty International dan Human Rights Watch mengklaim adanya pengaduan dari para pengungsi bahwa otoritas Bangladesh telah memaksa meraka untuk pindah ke pulau itu.
Para pengungsi mengaku bahwa mereka telah mendapat janji palsu berupa perlakuan istimewa jika mereka mau pindah.
Menteri luar negeri Bangladesh membantah hal itu.
"Itu benar-benar keterangan palsu dan jangan dipercaya," katanya.
Klaim Pemerintah
"Kami telah meminta organisasi internasional selama tiga tahun terakhir untuk melihat situasi, tetapi mereka entah bagaimana tidak pergi ke sana. Amnesty International dan Human Rights Watch tidak tahu apa-apa tentang itu,” tegasnya.
Bangladesh mengatakan lebih dari satu juta pengungsi Rohingya berada di wilayah perbatasannya setelah mereka melarikan diri dari penganiayaan dari militer Myanmar di negara bagian Rakhine.
Sebagian besar pengungsi berada di kamp darurat yang seiring waktu menjadi semakin permanen. Badan-badan bantuan mendesak pemerintah Bangladesh untuk mengeluarkan dana guna memperbaiki kondisi di kamp-kamp itu.
[caption id="attachment_823" align="aligncenter" width="300"] Sebagian besar kontur pulau Bhashan Char tidak terlalu tinggi dari permukaan air. (foto:skynews)[/caption]Sebaliknya, Bangladesh mengklaim telah mengeluarkan banyak uang untuk membangun tanggul laut agar pulau yang menjadi tempat relokasi tahan topan. Pemerintah mengatakan bahwa tidak ada pengungsi yang menolak relokasi.
Jurnalis : Akses Tertutup
Tapi Mark Farmaner dari Burma Campaign UK mengatakan kepada Sky News bahwa itu tidak benar.
“Orang-orang ini tidak mau pergi ke sana,” katanya.
"Mereka ingin tinggal di kamp-kamp pengungsi di mana mereka memiliki sistem pendukung, di mana mereka telah berhasil mendirikan beberapa bentuk pendidikan informal, di mana mereka memiliki komunitas di sekitarnya setelah mereka mengalami pengalaman traumatis,” tambahnya.
Dia mengatakan klaim pemerintah tentang transparansi proses relokasi adalah salah.
"Semua jurnalis yang kami ajak bicara di daerah itu mengatakan bahwa pemerintah menolak memberi akses,” katanya. "Jadi saya pikir ada putaran besar dan operasi propaganda di sini."
Bangladesh mengatakan pihaknya berharap untuk memindahkan 100.000 pengungsi ke Bhashan Char. Menteri luar negerinya mengatakan kepada Sky News bahwa dia frustrasi dengan pemberitaan media tentang relokasi ini.
[caption id="attachment_824" align="aligncenter" width="300"] Penampakan pulau Bhashan Char dari udara. (foto:cnn)[/caption]"Badan-badan internasional ini harus memuji kami, mereka harus berterima kasih kepada kami," kata Momen.
"Karena kami sangat murah hati dan kami telah menciptakan sebuah model di dunia bahwa sebuah negara yang berada dalam selat yang sulit namun karena faktor kemanusiaan telah menyediakan tempat berlindung dan memberikan tempat tinggal yang lebih baik,” pungkasnya.
Perserikatan Bangsa-Bangsa menentang relokasi ke pulau itu dengan mengatakan hal itu tidak boleh terjadi hingga penilaian teknis yang komprehensif telah dilakukan untuk memastikan pulau yang rawan topan itu cocok menjadi tempat tinggal para pengungsi. (RUTE/AA/skynews)
0 Komentar :
Belum ada komentar.