RUANGTENGAH.co.id, Kairo - Duta Besar RI untuk Mesir, Lutfi Rauf mengutarakan pada Kamis (28/3) bahwa Indonesia saat ini tercatat sebagai negara pengekspor produk sabun kedua ke Mesir.
Dubes Lutfi menerangkan bahwa ekspor produk sabun dan turunannya pada periode Januari hingga Desember 2023 sebesar USD 4,48 juta dari total impor Mesir dari Dunia sebesar USD 27,14 juta. Indonesia mendominasi pangsa pasar Mesir sebesar 16,54 persen.
Hal ini disampaikan Dubes Lutfi dalam pertemuan bersama importir produk sabun Indonesia, Mohamed Khallaf, Presdir United Egypt for Commercial and Industrial Investments, dan importir turunan minyak sawit, Mr. Mohamed Breaka, Direktur Pabrik dan Mr. Mohamed Hamdy, Konsultan Hukum pada Egyptian Turkish Company for Sweets (Elvan Egypt). Hadir pula Mr. Prof. Mohamed Azzazy, Research Scientist, University of Sadat City, dan segenap Otoritas Kawasan Industri di Sadat City.
Dubes Lutfi yang didampingi Atase Perdagangan, M. Syahran Bhakti dan Pelaksana Fungsi Ekonomi, Rifki Rustam Arsyad, menguraikan nilai ekspor sabun Indonesia HS code 3401201090 pada Desember 2023 ke Mesir mencapai 4,48 juta senilai Rp. 71,02 miliar (kurs 1 USD =Rp. 15,852) atau naik 1660 persen dibandingkan Desember 2022 sebesar USD 255 ribu.
Adapun untuk jenis Sabun HS Code 3401190010 pada Desember 2023 mencapai USD 54 ribu atau mengalami kenaikan sebesar 315 persen dibandingkan periode Desember 2022 sebesar USD 13 ribu. Dubes Lutfi menyebut, hal ini ini memberikan celah peluang untuk melejitkan ekspor sabun Indonesia dalam segmen pasar di Mesir.
Atase Perdagangan menambahkan, tren sabun di pasar Mesir telah menjadi gaya hidup baru yang tidak saja untuk pemakaian rumah tangga melainkan, sebagai pasar perawatan kesehatan & tubuh, hadiah atau souvenir, dan pewangi rumah.
Lebih lanjut, Atdag M. Syahran Bhakti mengungkapkan meski bea masuk produk sabun asal Indonesia yang saat ini masih tinggi diatas 40-60 persen, konsumen Mesir masih mengandrungi sabun Indonesia yang berbahan minyak nabati atau Vegetable oils.
Mr. Mohamed Khallaf, yang telah 10 tahun terakhir mengimpor produk sabun (soap noodles) Indonesia menuturkan, perusahaannya rata-rata per tahun mengimpor 3000 s.d. 4000 ton produk bahan baku sabun berbahan minyak nabati untuk diproduksi menjadi sabun toilet padat, selain membuat kulit tetap terlindungi, juga ekonomis dan ramah lingkungan.
Khallaf mengungkapkan, perusahaannya saat ini masih membidik pasar segmen menengah ke bawah, karena pasar ini perputarannya sangat tinggi, dan lebih sensitif terhadap harga.
Atdag Syahran Bhakti memaparkan pesaing produk sabun Indonesia di pasar Mesir diantaranya adalah Malaysia di peringkat pertama dengan nilai ekspor sebesar USD 21,57 juta dengan menguasai pangsa pasar Mesir sebesar 79,50 persen. Disusul Jerman di posisi ketiga dengan nilai ekspor sebesar USD 523 ribu dengan pangsa pasar 1,93 persen. Kemudian Turki di peringkat keempat dengan nilai ekspor sebesar USD 512 ribu dengan pangsa pasar sebesar 1,89 persen. Dan Tunisia di peringkat kelima dengan nilai ekspor sebesar USD 38 ribu dengan pangsa pasar 0,14 persen. [RUTE/SAD]
0 Komentar :
Belum ada komentar.