Internasional

Sekjen PBB Kunjungi Mesir Dorong Bantuan Segera Dikirim ke Gaza

Sekjen PBB Kunjungi Mesir Dorong Bantuan Segera Dikirim ke Gaza
Sekjen PBB Antonio Guterres tiba di pintu perbatasan Rafah, Mesir, pada Jumat (20/10). (gambar : ahram)

RUANGTENGAH.co.id, Rafah - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres tiba di Mesir pada Jumat (20/10) dan langsung menuju perbatasan Rafah untuk mendorong bantuan kemanusiaan segera masuk ke Gaza. 

 

Guterres mengatakan bahwa truk-truk pengangkut bantuan perlu segera digerakkan dari Mesir ke Gaza yang dikepung Israel untuk mengatasi krisis kemanusiaan di sana. 

 

Gerbang perbatasan Rafah menjadi sorotan sejak Israel mulai melakukan serangan udara secara massif di Gaza sebagai balasan atas serangan pejuang Hamas ke wilayah yang diduduki Israel pada Sabtu 7 Oktober lalu. 

 

Akibat dari blokade dan serangan Israel itu Gaza mengalami kelangkaan bahan bakar, makanan, air bersih, obat-obatan, peralatan medis dan keperluan lainnya. Namun, pintu perbatasan Mesir belum juga dibuka, sementara pihak-pihak terkait masih terlibat dalam perundingan soal persyaratan masuknya bantuan. 

 

“Truk-truk itu bukan sekedar truk, tetapi juga urusan hidup mati bagi banyak orang di Gaza,” tegas Guterres. 

 

“Apa yang perlu kita lakukan adalah membuat truk-truk itu bergerak ke sisi lain tembok ini secepat mungkin dan sebanyak mungkin,” sambungnya. 

 

Ia juga meminta agar semua proses terkait administrasi dan verifikasi dilakukan secara cepat untuk penyaluran bantuan. 

 

Guterres menerangkan bahwa PBB terus berkomunikasi aktif dengan berbagai pihak termasuk pemerintah Mesir, Israel, Amerika Serikat, untuk memastikan syarat-syarat pengiriman bantuan terpenuhi. 

 

“Agar truk-truk ini segera bergerak ke lokasi yang membutuhkan,” imbuh Guterres. 

 

Tiba di gerbang Raffah, Guterres disambut para demonstran Mesir yang meneriakkan dukungan bagi rakyat Palestina. 

 

Biasanya 450 Truk Bantuan Setiap Hari

 

Sementara itu, Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) mengaku telah menjalin pembicaraan dengan berbagai pihak yang terlibat dalam konflik Gaza guna memastikan operasi bantuan kemanusiaan segera dimulai. 

 

Sebelumnya, AS menyebut bah detail kesepakatan pengiriman bantuan lewat Rafah masih dibahas. Kesepakatan untuk mengizinkan 20 truk pertama telah disepakati, menurut sumber Washington. 

 

Namun, jumlah tersebut hanya sebagian kecil dari kebutuhan sesungguhnya. Karena sebelum konflik meletus, ada 450 truk bantuan tiba di Gaza setiap hari.   

 

Sebagian besar dari 2,3 juta jiwa penduduk Gaza hidup bergantung pada bantuan kemanusiaan. Wilayah pesisir yang sempit ini diblokade sejak dikuasai Hamas pada 2007. 

 

Juru bicara OCHA Jens Laerke menyatakan bahwa Gaza sangat memerlukan air, makanan, bahan bakar dan pasokan medis. 

 

Rafah menjadi satu-satunya perlintasan ke Gaza yang tidak berbatasan dengan wilayah yang diduduki Israel. Pengiriman bantuan lewat pintu ini menjadi rumit karena AS mendorong para pemegang paspor asing untuk keluar dari Gaza.

 

Infrastuktur jalan menuju Gaza pun mengalami kerusakan karena dihantam bom Israel dua pekan lalu. 

 

Pejabat PBB menyebut ada 200 truk bantuan yang sudah berada di Sinai Mesir dan siap masuk ke Gaza. 

 

Pada konflik-konflik sebelumnya truk pengangkut bantuan untuk warga Gaza biasanya masuk melalui pintu perbatasan Karem Shalom yang berbatasan dan dikendalikan Israel.

 

Namun, pada konflik kali ini Israel bersikeras tidak mau membuka pintu Karem Shalom untuk pengiriman bantuan kecuali Hamas melepaskan warga dan polisi Israel yang mereka tahan sejak Sabtu 7 Oktober. 

 

Di lain pihak, Mesir menolak untuk menampung pengungsi Palestina di Sinai. Hal ini memicu kekhawatiran dunia Arab pada kemungkinan terjadinya eksodus warga Palestina seperti dulu ketika mereka terpaksa meninggalkan rumahnya setelah Israel menyatakan diri sebagai negara. 

 

Mesir juga mengkhawatirkan keamanan di timur laut Sinai, wilayah tempat pemberontakan terjadi 10 tahun lalu dan resiko terdampak konflik Gaza. 

 

Hingga saat ini sekitar 1.400 warga Israel dan 3.800 warga Palestina tewas akibat konflik kali ini. Kebanyakan dari mereka adalah warga sipil. 

 

Sementara menurut Kementerian Kesehatan Palestina pada Jumat (20/10), sedikitnya 4.137 warga Palestina telah gugur dan 13.000 lainnya terluka akibat serangan Israel di Gaza pada konflik ini. (RUTE/reuters)

0 Komentar :

Belum ada komentar.