RUANGTENGAH.co.id, New York - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres, dengan tegas mengutuk tindakan yang merusak dan mempermalukan simbol-simbol agama, menyusul insiden pembakaran Al Quran yang terjadi di dua negara Eropa, yaitu Swedia dan Denmark.
Hal itu disampaikan Guterres setelah pada hari Kamis (20/7) Salwan Momika kembali melakukan aksi penghinaan dan pembakaran Al Quran yang didukung kepolisian Swedia.
Aksi tersebut telah memancing aksi-aksi serupa lainnya di Swedia dan Denmark. Di Swedia, sejumlah individu yang belum diketahui identitasnya telah membakar beberapa salinan Al Quran di dekat sebuah masjid di ibu kota Stockholm. Sementara itu, di Denmark, sebuah kelompok ekstremis diberitakan melakukan tindakan serupa di depan pusat kebudayaan di Kota Kopenhagen.
Tindakan menghina dan merusak Al Quran, kitab suci bagi umat Muslim, telah menimbulkan kemarahan dan kekecewaan dalam komunitas Muslim di seluruh dunia. Antonio Guterres menyampaikan pernyataan kerasnya terhadap insiden tersebut dan mengecam keras aksi-aksi intoleransi agama.
Dalam pernyataannya, Antonio Guterres menegaskan komitmennya terhadap kebebasan beragama dan hak asasi manusia yang harus dihormati oleh semua pihak. Ia menekankan bahwa menghina atau merusak simbol-simbol agama adalah perbuatan yang tidak dapat diterima dan harus diberanguskan dari masyarakat.
"Saya sangat mengutuk tindakan pembakaran Al Quran yang telah terjadi di Swedia dan Denmark. Kebebasan beragama adalah hak asasi manusia yang mendasar, dan setiap bentuk intoleransi agama harus ditolak secara tegas," tegas Antonio Guterres dalam pernyataannya.
Sekretaris Jenderal PBB juga menyerukan pihak berwenang di kedua negara untuk mengusut tuntas insiden tersebut dan memastikan bahwa pelaku diadili sesuai hukum yang berlaku. Ia juga meminta pemerintah Swedia dan Denmark untuk mengambil langkah-langkah konkret dalam mempromosikan harmoni antaragama dan menghindari insiden serupa di masa depan.
Mengenai respons terhadap kejadian ini, para pemimpin dunia, organisasi hak asasi manusia, dan berbagai negara telah mengecam aksi tersebut sebagai bentuk intoleransi agama dan mendukung upaya-upaya untuk mencegah kasus serupa di masa yang akan datang.
Guterres dalam pertemuan dengan perwakilan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) pada Kamis (20/7) malam menegaskan bahwa PBB akan bekerja untuk mengimplementasikan resolusi Dewan Hak Asasi Manusia demi memerangi kebencian anti-agama yang mengarah pada diskriminasi, permusuhan dan kekerasan. (RUTE)
0 Komentar :
Belum ada komentar.