RUANGTENGAH.co.id, Gaza City - Militer Israel melancarkan serangan udara di Gaza pada Jumat (5/8) yang menewaskan lebih dari 15 orang dan melukai 55 lainnya, menurut pejabat Palestina.
Israel mengatakan pihaknya menargetkan kelompok militian Jihad Islam, menyusul penangkapan seorang militan senior Jihad Islam di Tepi Barat pada Senin lalu (1/8) yang memberikan ancaman serangan terhadap Israel dalam waktu dekat.
Serangan Israel ini beresiko memicu aksi balasan lain di Jalur Gaza, wilayah yang menjadi rumah bagi 2 juta warga Palestina dan dikuasai kelompok Hamas.
Sebuah ledakan terdengar di kota Gaza, di mana asap kemudian mengepul dari lantai tujuh sebuah gedung pada Jumat sore.
“Pemerintah Israel tidak akan mentolerir organisasi teroris di Jalur Gaza untuk mengatur agenda di daerah yang mengancam warga negara Israel,” kata Perdana Menteri Israel Yair Lepid.
“Siapapun yang berupaya menyakiti Israel, harus tahu bahwa kami akan menemukan anda,” ujarnya.
Kementerian Palestina menyatakan bahwa korban dari pengeboman ini termasuk seorang anak perempuan berusia lima tahun.
Kelompok Jihad Islam menyatakan bahwa salah seorang komandannya untuk Gaza Utara, Taiseer Al Jabari, termasuk di antara mereka yang tewas. Al Jabari sendiri merupakan pengganti dari rekannya yang tewas oleh serangan udara Israel pada 2019.
Israel berdalih bahwa militan senior Jihad Islam yang berhasil di tangkap di Tepi Barat telah memberikan ancaman serangan yang akan segera terjadi terhadap Israel.
Juru bicara Israel mengatakan bahwa Al Jabari sengaja menjadi target karena dianggap bertanggung jawab dalam beberapa serangan terhadap Israel. Militer Israel menyebut operasi terbaru di Jalur Gaza ini dengan istilah “Breaking Dawn”.
Ketegangan di Perbatasan
Beberapa jam setelah serangan itu, militan di Jalur Gaza menembakan roket ke arah Israel bersamaan dengan raungan suara sirine di wilayah Israel. Jihad Islam mengaku telah menembakkan 100 roket.Otoritas Jalur Gaza menutup berbagai kegiatan warga termasuk sekolah dalam radius 80 km dari perbatasan.
Ketegangan di perbatasan meningkat, Israel menutup sejumlah jalan di sekitar Gaza dan mengirimkan tambahan personel militer mengantisipasi serangan balasan dari kelompok Jihad Islam.
Pemimpin Jihad Islam Ziad An Nakhalah berbicara kepada jaringan TV Iran Al Mayadeen, “Kita akan memulai pertarungan, dan para pejuang perlawanan Palestina harus berdiri bersama untuk menghadapi agresi ini”.
Di tempat lain, juru bicara Hamas Fawzi Barhoum mengatakan, “Israel telah memulai eskalasi terhadap Gaza dan melakukan kejahatan baru, mereka harus membayar harga dan memikul tanggung jawab penuh untuk serangan itu”.
Jihad Islam adalah kelompok yang lebih kecil dibanding Hamas, namun keduanya memiliki ideologi yang sama. Kedua kelompok ini menentang keberadaan Israel dan telah melakukan sejumlah serangan selama bertahun-tahun sebagai respon atas agresi Israel selama ini.
Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz mengunjungi komunitas di dekat perbatasan pada Jumat (5/8) dan mengatakan pihaknya sedang mempersiapkan tindakan yang menghilangkan ancaman di wilayah ini, tanpa menjelaskan lebih rinci. (RUTE/arabnews)
https://www.youtube.com/watch?v=6vuYbZay70E
0 Komentar :
Belum ada komentar.