Features

Situs Peternakan Lebah Maysan di Arab Saudi Diyakini Berusia 1.000 Tahun Lebih

Situs Peternakan Lebah Maysan di Arab Saudi Diyakini Berusia 1.000 Tahun Lebih
Pemandangan situs peternakan lebah madu Maysan, Arab Saudi, yang memiliki struktur rumit nan mengagumkan. (gambar : listmag)

RUANGTENGAH.co.id, Thaif - Ada sebuah pemandangan mengagumkan di antara pegunungan Sarawat dan Tihamah, di Arab Saudi bagian barat. Sebuah situs peternakan lebah dengan formasi yang menakjubkan di tebih berbatu. Terdiri dari 1200 sarang lebah yang menghasilkan madu berkualitas tinggi di masa lalu. 

 

Tepatnya berada di Provinsi Maysan, sehingga terkenal dengan nama Situs Peternakan Lebah Maysan. Tempat ini menjadi produsen madu kuno sebagai konsumsi dan komoditi perdagangan Kerajaan yang telah tumbuh mengakar sebagai bagian dari kebudayaan Arab Saudi. 

 

Abdul Wahab Al Khudaidi, seorang pecinta sejarah, membenarkan bahwa peternakan lebah Al Kharafi yang terletak di antara pegunungan Sarawat dan Tihamah ini diyakini berusia lebih dari 1.000 tahun.

 

Peternakan lebah kuno ini menampilkan teknik yang indah dengan spesifikasi desain yang luar biasa untuk produksi madu. Strukturnya dilapisi dengan batu dalam pola geometris yang rumit, yang mencakup hingga empat tingkat.

 

Situs ini sulit diakses oleh masyarakat umum sehingga memerlukan navigasi melalui jalur yang ditentukan oleh individu  berpengalaman. 

 

Sarang-sarang lebah di peternakan ini diperkuat dengan batu padat dan kolom-kolom untuk menopangnya. Dibangun dari bebatuan besar yang posisinya berdekatan dalam bentuk yang seimbang.

 

Maysan.jpeg
Sarang lebah Maysan berbahan batu dengan pola geometris yang rumit, membentang hingga empat tingkat. (listmag)

 

 

Al Khudaidi mencatat bahwa sarang lebah kuno di desa Maysan dan Bani Al Harith, yang merupakan bagian dari provinsi Makkah ini dirancang secara rumit. Disusun bertingkat di lereng pegunungan yang curam dan kokoh.

 

Sarang-sarang tersebut menjadi bukti keotentikan dan kesejarahan kawasan tersebut. Pegunungan yang terkenal ini merupakan resor musim panas bagi pengunjung luar maupun penduduk setempat. Tempat ini menjadi warisan sejarah yang diabadikan dalam puisi-puisi mereka. Benteng dan kastil yang menjulang tinggi menjadi penanda tentang pentingnya sejarah desa-desa di kawasan tersebut.

 

Struktur tersebut menjadi saksi profesi langka yang dipraktikkan oleh para pendahulu dalam peternakan lebah dan ekstraksi madu, menghasilkan berbagai jenis madu seperti Akasia, Summer, dan Seyal.

 

Al Khudaidi menunjukkan bahwa peternakan lebah ini ditempatkan dengan hati-hati di antara puncak gunung untuk mendapatkan manfaat dari beragam tanaman aromatik lokal.

 

Pegunungan ini menampung lebih dari 50 spesies bunga, termasuk Rue, Basil, Marjoram, Lavender, dan bunga liar lainnya. [RUTE/arabnews]

0 Komentar :

Belum ada komentar.