RUANGTENGAH.co.id, Stockholm - Badan Intelijen Swedia meningkatkan level bahaya teror menjadi level empat dari skala lima, pada Kamis (17/8).
Pemerintah Swedia mengambil langkah ini setelah melihat reaksi kemarahan dunia muslim pasca aksi pembakaran Al Quran yang berulang di negara itu.
“Levelnya dinaikkan dari ‘tinggi’ sejak tahun 2016, menjadi ’meningkat’”, ungkap Kepala Kepolisian Swedia Charlotte von Essen seperti dilansir Arab News, Kamis (17/8).
“Keputusan menaikan level bahaya ini diambil karena situasi yang memburuk. Ada ancaman serangan ke Swedia. Kami menilai ancaman tersebut akan tetap ada dalam waktu yang cukup lama ke depan,” sambungnya.
Von Essen juga menambahkan bahwa keputusan pihak keamanan Swedia ini bukan didasarkan pada kejadian tunggal saja melainkan hasil pengamatan kolektif terhadap situasi keamanan terkini.
Serangkaian aksi penghinaan terhadap Al Quran terjadi di Swedia, sebagaimana juga terjadi di negara tetangganya yaitu Denmark. Hal yang memicu protes dan kemarahan dunia muslim di berbagai negara termasuk di kedua negara tersebut.
Warga Irak berunjuk rasa di depan Kedutaan Besar Swedia di Baghdad sebanyak dua kali pada bulan Juli lalu. Aksi pembakaran dilakukan para pendemo pada unjuk rasa kedua.
Oraganisasi Kerjasama Islam (OKI) yang bermarkas di Jeddah juga telah melayangkan kekecewaan terhadap Swedia dan Denmark karena melakukan pembiaran terhadap aksi-aksi semacam itu.
Minggu lalu, sebuah bom molotov dilemparkan ke Kedutaan Swedia di Beirut Lebanon, meski tidak meledak. Selanjutnya, pada akhir pekan lalu organisasi Al Qaeda menyerukan serangan terhadap negara Skandinavia itu.
Berbagai protes, kemarahan dan ancaman ini mendorong Swedia untuk memperketat keamanannya sejak tanggal 1 Agustus. Beberapa negara barat pun telah memperbarui saran perjalanan bagi warganya yang hendak berkunjung ke Swedia dan Denmark.
Amerika Serikat sejak 26 Juli memperingatkan warganya untuk meningkatkan kehati-hatian di Swedia.
Pada hari Minggu kemarin Kantor Luar Negeri Inggris menyatakan bahwa potensi serangan teror meningkat di Swedia dan menyebut bahwa otoritas Swedia baru-baru ini berhasil melakukan sejumlah penangkapan.
Namun, pihak berwenang Swedia menanggapi dingin langkah-langkah negara barat tersebut. Swedia memang mengutuk aksi pembakaran Al Quran tapi tetap memberikan ruang untuk aksi-aksi semacam itu dengan dalih kebebasan berbicara dan berekspresi.
Pemerintah Swedia berjanji akan mensiasati aturan hukum guna menghentikan aksi-aksi seperti pembakaran Al Quran. Namun, hal ini mendapat penentangan dari warganya. (RUTE/arabnews)
0 Komentar :
Belum ada komentar.